KERAJAAN YANG SEMPURNA

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." Wahyu 21:5

 

Semua orang selalu ingin tahu bagaimana sebuah cerita berakhir. Kitab Wahyu memberi kita kesempatan untuk membuka halaman terakhir, agar kita dapat berjalan menuju akhir sejarah dengan iman, keyakinan, dan kegembiraan yang lebih besar.

 

Kitab Suci sangat jelas menyatakan bahwa seluruh sejarah bergerak menuju tujuan akhirnya. Ini adalah perkara yang sangat penting; Allah telah menciptakan manusia untuk mengetahui bahwa ada sesuatu setelah kematian. Sesungguhnya Dia telah memberikan kekekalan dalam hati kita (Pengkhotbah 3:11).

 

Setiap agama dan cara pandang berupaya memahami sejarah. Agama Hindu, misalnya, mengajarkan bahwa realitas yang kita hadapi bukanlah bergerak menuju suatu tujuan, melainkan berputar-putar—bahwa sejarah adalah sebuah siklus. Naturalisme ateis berpendapat bahwa tidak ada pola dalam sejarah dan tidak ada maksud atau tujuan akhir; sejarah hanyalah kisah tentang atom-atom yang menata ulang dirinya sendiri (begitu juga dengan kita masing-masing). Namun orang Kristen mengakui bahwa Alkitab menunjukkan bahwa sejarah bersifat linier: ada titik awal, ada titik akhir, dan ada tujuan. Kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kembalinya Kristus adalah tema sentral dari seluruh sejarah. Oleh karena itu, seluruh kisah umat manusia harus dilihat dalam kerangka tersebut. Yesus akan kembali; Dia akan menyempurnakan rencana keselamatan Allah yang kekal, dan Dia akan mengantarkan kerajaan Allah yang sempurna. Dia akan menjadikan segala sesuatu baru dan sempurna.

 

Kerajaan sempurna apa yang dibawa Yesus? Itu adalah kerajaan yang berpusat pada salib-Nya. Ini adalah kerajaan yang mengubah hati dan kehidupan, dan warga negaranya tunduk di hadapan Yesus sebagai Raja. Ini adalah kerajaan kasih dan keadilan, kasih sayang dan perdamaian. Kerajaan ini berkembang dan menjangkau sampai ke ujung bumi—dan pada waktu yang telah ditentukan, yang tidak kita ketahui, Allah Bapa akan memberikan kepada Putra-Nya bangsa-bangsa sebagai warisan-Nya (Mazmur 2:8).

 

Bahkan saat ini, Allah sedang menjalankan rencana kedaulatan-Nya dan misteri kehendak-Nya. Ketika Yohanes menulis tentang akhir zaman, dia mengingatkan kita bahwa “Keselamatan bagi Allah kami” (Wahyu 7:10). Jika keselamatan menjadi milik orang lain atau dibiarkan begitu saja, rencana Allah mungkin tidak akan terwujud. Namun Dialah penulis sejarah dan penguasa masa depan. Dia bermaksud menyelamatkan umat-Nya, dan Dia akan melakukannya. Suatu hari kita akan mendengar Dia berkata, “Semuanya telah terjadi” (21:6).

 

Allah telah memulai pekerjaan keselamatan kita melalui kematian dan kebangkitan Yesus, dan suatu hari nanti Dia akan menyatukan segala sesuatu di bawah satu Kepala, Yesus. Oleh karena itu, jika kita dipersatukan dengan Kristus, “kita lebih dari pada orang-orang yang menang” (Roma 8:37), dimampukan untuk memerintah selamanya bersama Sang Putra. Bagaimana tanggapan kita? Dengan iman, keyakinan, dan sukacita! Meskipun kita tidak tahu bagaimana kehidupan kita akan berjalan, kita tahu bagaimana kisah ini berakhir—dan bagaimana kekekalan kita dimulai. Jadi kita berdoa dengan penuh harap, “Bapa kami yang di surga… datanglah Kerajaan-Mu” (Matius 6:9-10).

 

Refleksi

Bacalah Yesaya 60 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 63-65 : Kisah 23: 1 -15

Truth For Life – Alistair Beg