Baca: Kisah Pr. Rasul 20:33-35
“… dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagia memberi daripada menerima.” (Kisah Pr. Rasul 20:35b)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 6-8
Semua orang—dengan gambaran dan cara masing-masing—mencari kebahagiaan. Banyak dari mereka mencarinya mati-matian. Tetapi, Eric Hoffer berkata, “The search for happiness is one of the chief sources of unhappiness.” Usaha mencari kebahagiaan adalah salah satu sumber utama ketidakbahagiaan. Seakan, Eric Hoffer mau mengatakan, “Makin keras kita mengejar kebahagiaan, makin dalam kita merasakan ketidakbahagiaan.”
Tuhan bersabda, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima” (ay. 35b). Eric Hoffer berbicara tentang kebahagiaan karena mendapatkan sesuatu bagi diri sendiri. Tetapi, Tuhan bersabda tentang perjuangan untuk mendapatkan kebahagiaan yang bukan bagi diri sendiri, melainkan bagi sesama; tentang kebahagiaan yang diterima justru ketika orang melupakan kebahagiaannya sendiri, dan berjuang bagi kebahagiaan orang lain.
Realistiskah itu? Tengoklah fakta berikut. Para orang tua rela membanting tulang demi anak-anak mereka. Para dermawan mendonasikan harta untuk karya kemanusiaan. Banyak orang rela memberikan darah—bahkan organ tubuh—bagi sesama. Dan, kita tahu, mereka berbahagia justru karena mereka boleh melakukan semua itu. Apa artinya? Ketika orang melupakan kebahagiaan sendiri demi kebahagiaan sesama itulah, orang justru mendapati diri dipenuhi kebahagiaan.
Anda lihat? Kebahagiaan itu bukan sesuatu untuk dikejar. Ia selalu adalah anugerah, yang diberikan bagai kejutan, bagi siapa pun yang melupakan kebahagiaan sendiri dalam perjuangan demi kebahagiaan orang lain.
KEBAHAGIAAN ITU BUKAN TUJUAN. ITU HASIL SAMPING.