Baca: Mazmur 103:15-18
Apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. (Mazmur 103:16)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 9-10
“COCO”, film animasi berlatar-belakang budaya Mexico yang kental sekali. Digarap dengan apik dan menghibur. Pesannya sederhana: kita layak mengingat terus para leluhur yang telah meninggal. Sebab “keberadaan dan kebahagiaan” mereka di alam baka ditentukan oleh apakah anak cucu keturunan mereka masih mengenang mereka terus. Namun jika direnungkan lagi, pesan ini patut kita olah kembali berdasarkan kesaksian Alkitab.
Pemazmur mengumpamakan manusia seperti rumput atau bunga di padang (ay. 15). Hidupnya singkat sekejap bagaikan lenyapnya kembang yang sesudah layu hilang diterbangkan angin (ay. 16). Berharap untuk diingat oleh anak, cucu, dan cicit masih bisa. Namun sampai berapa generasi bisa bertahan? Juga bagaimana dengan yang tidak memiliki keturunan? Benar kata pemazmur, “... dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” Keberadaan manusia di keabadian tidak bergantung daya ingat keturunannya di bumi, melainkan pada kasih setia Tuhan yang kekal dan menjangkau segala generasi (ay. 17-18).
Tentu saja kita patut menopang dan menghormati segala upaya positif untuk mengenang para leluhur atau kekasih yang telah mendahului kita. Namun satu hal yang pasti, tiada manusia yang sanggup menentukan “nasib” seseorang di dunia kekal. Keselamatan kita bergantung hanya pada rahmat kasih Tuhan. Jika Tuhan mengingat kita, selamatlah kita di keabadian. (lih. Luk. 23:42). Jadi, pilihlah dengan benar untuk diingat oleh siapa.
YANG MENJAMIN KITA SELAMAT IALAH RAHMAT TUHAN,
BUKAN DAYA INGAT ANAK CUCU KETURUNAN