KUK KEBEBASAN
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,… Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. Matius 11:28, 30
Kuk adalah rangka kayu yang dipasang melintang di punggung sepasang lembu atau hewan kuat lainnya, sehingga keduanya menyatu dan bisa mengangkut beban yang berat. Tujuan kuk adalah untuk mendistribusikan secara merata beban di kedua sisinya, sehingga hewan tersebut dapat berjalan sambil memanggul bebannya.
Yesus menggunakan ilustrasi ini untuk menawarkan kesempatan untuk menemukan kebebasan yang tak tertandingi di bawah kuk-Nya bagi mereka yang mengikuti Dia. Lewat undangan untuk memikul kuk yang “enak” dan “ringan”, Yesus membedakan diri-Nya dari agama, yang memberi beban aturan dan yang berat. Orang-orang Farisi pada zaman Yesus sibuk melakukan hal-hal yang benar—tidak hanya berusaha menaati hukum Allah tetapi juga menambahkan sejumlah besar peraturan mereka sendiri. Kewajiban dan harapan yang dibuat oleh manusia menciptakan beban yang berat. Berulang kali mengatakan, “Ayo, berusaha lebih keras; ayolah, lakukan ini,” akan membuat lelah siapa pun.
Namun kuk Yesus berbeda. Berada di bawah kuk / otoritas Yesus bukanlah suatu beban; itu menyenangkan. Bagaimana bisa? Ada kebebasan yang ditemukan di dalam Kristus—bukan kebebasan untuk melakukan apa yang kita inginkan melainkan kebebasan untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Karena pada dasarnya kita tidak dapat melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, kita terikat pada keinginan kita sendiri. Jalan agama menjanjikan banyak hal, tetapi hanya memberikan sedikit hasil. Kita membutuhkan Yesus untuk membebaskan kita dari belenggu dosa sehingga kita dapat hidup dalam kebebasan dan ketaatan pada kehendak Allah serta untuk menjadi orang yang sesuai dengan tujuan kita diciptakan. Jadi, perintah-perintah Kristus adalah “hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang” dan dengan demikian siapa pun yang menaatinya “ ia akan berbahagia oleh perbuatannya” (Yakobus 1:25).
Inilah sebabnya kita bisa menyatakan dengan penuh suka cita, “Yesus adalah Tuhanku.” Inilah identitas-Nya dan karena ketuhanan-Nya. Ketika kita menanggapi undangan-Nya dan menerima kuk-Nya di pundak kita maka kita menerima kewajiban baru untuk hidup bebas di bawah kehendak-Nya yang sempurna. Permasalahan moralitas, seksualitas, bisnis, keluarga dan masih banyak lagi, dikumpulkan di bawah kuk Tuhan Yesus Kristus.
Bagi mereka yang masih merasa terbebani dengan beban yang berat, entah itu peraturan yang mustahil dilakukan atau keinginan yang berdosa, Yesus menyampaikan undangan untuk datang dan membiarkan Dia mengangkat beban tersebut. Anda perlu mendengarnya hari ini. Di area mana Anda bergumul melawan dosa? Apakah Anda melihat perintah Tuhan sebagai hal yang memberatkan? Dalam hal apa saja Anda mungkin bergumul untuk tidak mengikuti jalan-Nya? Dengarkan Dia lagi: Datanglah kepada-Ku. Aku rendah hati. Aku lemah lembut. Bebanmu begitu berat sehingga Aku harus mati di kayu salib untukmu, dan Aku melakukannya dengan rela. Datang dan terimalah kuk-Ku. Beban-Ku ringan.
Refleksi
Bacalah Roma 6:15-23 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Ulangan 22 – 24; Kisah 5: 21 - 43
Truth For Life – Alistair Beg