Pembacaan : Roma 3 : 9 - 20

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yehezkiel 14 – 16

 

 

Dalam pengajaran-Nya yang kita sebut “Khotbah di Bukit” (Matius 5-7) Yesus dengan tegas menyatakan bahwa dosa adalah masalah hati. Namun kita masih merasa sulit untuk menerima dan mempercayainya. Kita ingin berpegang pada dua kepalsuan. Kepalsuan yang pertama adalah bahwa dosa hanyalah masalah perilaku buruk. Mungkin kita ingin berpegang pada gagasan ini karena dosa tampaknya kurang berdosa jika bukan merupakan cacat dalam karakter kita. Atau mungkin, jika dosa hanyalah perilaku, tampaknya kita memiliki kekuatan untuk membebaskan diri darinya. Yang perlu kita lakukan adalah mendisiplin diri kita dalam sistem reformasi perilaku dan kita dapat membebaskan diri dari perbuatan dosa. Namun, dosa bukan hanya masalah perilaku.

Kepalsuan kedua yang cenderung ingin kita percayai adalah bahwa dosa kita lebih disebabkan oleh apa yang ada di luar kita daripada apa yang ada di dalam diri kita. Jika Anda bertanya kepada anak laki-laki di taman bermain di sekolah mengapa dia memukul temannya, dia mungkin tidak akan membicarakan tentang dirinya sendiri. Dia akan menunjuk seseorang atau sesuatu di luar dirinya sebagai penyebab perilakunya. Kita tidak ingin menghadapi kenyataan bahwa dosa disebabkan oleh apa yang ada di dalam diri kita. Kita semua cenderung ingin berpikir bahwa kita lebih benar daripada yang sebenarnya.

Jadi Yesus mengkonfrontasi kesalahan persepsi kita tentang apa itu dosa dan apa yang menyebabkan kita berdosa dengan kata-kata ini:

 

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.. (Mat. 5:21–22)

 

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Mat. 5:27–28)

 

Apa yang Kristus lakukan dengan kata-kata tersebut adalah Dia tidak mendefinisikan ulang hukum Taurat, tetapi Dia menjelaskan kepada kita maksud asli hukum tersebut. Hukum Tuhan dimaksudkan untuk mengatasi dan menaklukkan hati karena dosa selalu menjadi masalah hati sebelum menjadi tindakan fisik. Kebencian di dalam hati saya yang menyebabkan saya menggunakan anggota tubuh saya untuk menyakiti tubuh orang lain. Keinginan-keinginan penuh nafsu dari hati sayalah yang membawa saya kepada dosa seksual. Inilah sebabnya mengapa kasih karunia Kristus sangat penting. Anda dapat melarikan diri dari banyak hal, tetapi Anda tidak dapat melarikan diri dari hati Anda. Dalam belas kasihan yang indah, Tuhan membebaskan Anda dari diri Anda sendiri. 

 

Dosa lebih dari perilaku buruk. Dosa adalah kondisi hati yang menghasilkan perilaku buruk. Itu sebabnya kita tidak bisa secara mandiri mengalahkan dosa.