Baca: Keluaran 2:1-10
Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.” (Keluaran 2:10)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Ulangan 11-13



Pemimpin Khmer Merah, Pol Pot, tokoh yang bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Kamboja pada 1978. Jutaan manusia dibunuhnya, termasuk bayi-bayi. Para serdadunya tega mencengkeram satu kaki bayi kecil lalu mengayunnya hingga kepalanya membentur batang pohon. Atau melemparkannya ke udara lalu menyambutnya dengan ujung bayonet. Betapa mengerikan! 

Bayi Musa terluput dan masih bertahan dari bencana mengerikan pada zamannya, yaitu pembantaian bayi laki-laki (Kel. 1:15-16). Nama yang melekat pada dirinya mencerminkan kebenaran ini. Ia memang figur “yang terluput”. Ia telah ditarik dari air. Diangkat dari petaka. Dikeluarkan dari bencana. Namun, Musa tidak sendirian. Karena kebaikan Allah, dunia ini masih dipenuhi sosok-sosok “yang terluput” seperti ini—entah luput dari bencana alam, wabah penyakit, kelaparan, perang, pembantaian nyawa, kecelakaan yang mematikan, pengguguran janin dan sebagainya. 

Umumnya kita merayakan ulang tahun, bukan? Namun sadarkah kita, tepat pada hari, bulan, dan tahun ketika kita dilahirkan, di berbagai belahan bumi juga ada bayi-bayi yang lahir, tetapi tidak bertahan hidup karena beribu alasan. Itu berarti Anda dan saya terbilang sebagai “yang terluput”! Bahkan, jika kita masih ada saat ini, itu pun karunia bagi “yang terluput”. Hidup ini sungguh mulia. Syukurilah! Cintailah! Perjuangkanlah! Serta belalah kaum lemah yang nyaris tak sanggup luput dari kerasnya kehidupan ini. Itulah cara kita menghargai hidup anugerah Tuhan.

—PAD/www.renunganharian.net


HIDUP ADALAH PERPADUAN ANTARA KARUNIA TUHAN DAN PERJUANGAN KITA
UNTUK MEMBUAT KARUNIA ITU LUHUR BERMAKNA