Pembacaan : Yesaya 48 : 1 - 11

 

Bacaan Alkitab Setahun :

2 Raja -raja 11 - 13

 

Saya masih ingat kejadian itu dengan jelas. Kejadiannya adalah di tahun terakhir saya di SMP. Ayah saya memanggil saya ke kamar dan berkata, “Duduk, ayah ingin bicara denganmu sebentar.” Saya berpikir, “Apa salahku?” Saya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Ayah saya hanya menyiapkan saya untuk fase hidup berikutnya. Dia berkata tugas saya adalah bangun setiap pagi dan mencari pekerjaan sampai saya menemukannya. Lalu dia berkata: “Ingat, saat kau ada di luar sana, kau membawa nama keluarga ini bersamamu. Apa yang kau lakukan, baik itu hal baik atau buruk akan mencerminkan keluarga ini.” Itu adalah beban yang berat bagi saya. Saya berpikir, “Aku baru 16 tahun dan aku harus menanggung beban berat ini?”

Jangan salah, saya tidak mengatakan bahwa kalimat kedua dalam Doa Bapa Kami berarti kita harus menjaga nama baik Allah. Ini bukan tentang Anda dan saya menanggung beban nama baik Allah. Tidak ada manusia yang sudah jatuh dalam dosa dalam momen terbaiknya bisa menanggung beban ini. Tidak, kalimat kedua dalam Doa Bapa kami justru adalah inti dari doa itu sendiri, dan dalam kalimat itu terlihat betapa luar berharganya anugerah Yesus. Doa adalah tentang sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih indah daripada sekadar memberitahu Allah keinginan Anda karena hidup Anda dimaksudkan untuk sesuatu yang lebih besar daripada itu juga. Doa adalah pengakuan bahwa ada sesuatu di dunia yang lebih besar dan lebih mulia daripada Anda. Doa dimaksudkan untuk mengingatkan Anda bahwa dunia Anda yang penuh dengan rencana Anda, bukanlah segalanya. Doa mengajarkan kepada Anda bahwa ada kemuliaan yang lebih besar daripada semua kemuliaan yang Anda inginkan bagi diri sendiri. Doa dimaksudkan untuk membantu Anda mengingat motivasi terdalam, terpenting bagi setiap orang yang pernah hidup adalah kekaguman akan Allah.

Pengenalan yang dalam akan kebesaran dan kemuliaan Allah dimaksudkan untuk membentuk dan mengarahkan segala sesuatu dalam hidup saya. Semua yang saya lakukan dan semua permintaan yang saya buat di hadapan Allah dilakukan dalam pengakuan bahwa semua yang ada, termasuk saya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Realita ini menelanjangi hati saya dan memperlihatkan apa yang ada di dalamnya. Saya tidak mau hidup untuk kemuliaan yang lebih besar. Yang saya inginkan adalah orang, tempat, dan segala sesuatu dalam hidup saya ada untuk diri saya dan apa yang memuaskan saya.

Menundukkan hidup pada nama Allah yang kudus mengingatkan saya bahwa saya harus mendoakan sesuatu yang lain – anugerah. Tanpa anugerah yang menyelamatkan, saya akan terus menjadi pencuri kemuliaan dan begitu juga dengan Anda. Puji Tuhan karena anugerah adalah milik kita dalam Yesus Tuhan kita. 

“Dikuduskanlah nama-Mu...” (Mat. 6:9b) Di dalam momen hidup yang singkat, saya harus hidup bagi kehormatan dan kemuliaan yang lebih besar.