Pembacaan : Markus 9 : 30 - 37

 

Bacaan Alkitab Setahun :

2 Raja -raja 14 - 15

 

Ini adalah salah satu perkataan paling manis dan berharga yang Yesus pernah katakan kepada murid-murid-Nya. Ingat para murid berfokus pada “kerajaan”. Mereka tidak peduli dengan kehormatan Raja atau kelangsungan kerajaan-Nya, tidak, apa yang mereka pikirkan adalah tentang tempat mereka di dalam kerajaan itu. Bagi mereka, kerajaan adalah kekuasaan, kebesaran, dan posisi. Apakah Anda ingat insiden yang dicatat dalam Markus 9:30-37?

  Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Tepat setelah Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa Dia akan ditangkap dan dibunuh, mereka tidak berkata: “Tuhan, tidak, tidak, tidak, Engkau tidak bisa membiarkan ini terjadi. Apa yang akan kami lakukan tanpa-Mu?” Mereka tidak berduka. Tidak, mereka malah bertengkar tentang siapa yang terbesar. Inilah yang dosa lakukan kepada kita. Dosa membuat kita menjadi penguasa diri sendiri dan menjadikan kita raja atas diri sendiri. Apa yang kita inginkan sebenarnya adalah supaya kerajaan kita yang datang dan kehendak kita yang jadi di sini, saat ini dalam pekerjaan dan keluarga kita. Kita senang memegang kendali. Kita senang melakukan segala sesuatu dengan cara kita sendiri. Kita senang dimanja dan dilayani. Kita senang menjadi benar. Kita punya rencana indah untuk orang-orang dalam hidup kita. Memang tidak enak harus mengakuinya, tetapi kita lebih mirip para murid.

Jadi dalam momen anugerah yang indah, ketika Yesus memandang para murid yang berfokus pada diri sendiri dan berkata, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Luk. 12:32), sebenarnya Dia sedang berkata: “Apa kalian tidak mengerti? Aku tidak datang untuk menggunakan kekuasaan-Ku supaya kerajaanmu berkembang, tetapi untuk membawamu, oleh anugerah kepada kerajaan yang lebih baik daripada yang pernah kau cari.” Tidak peduli seberapa tidak naturalnya, memang benar bahwa hidup sejati hanya ditemukan ketika kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya jadi dan untuk itulah anugerah diberikan kepada Anda.

 

“Datanglah kerajaan-Mu, ...” (Mat. 6:10a) Saya harus ingat bahwa Allah tidak memberi saya anugerah supaya kerajaan saya berkembang tetapi untuk membawa saya kepada kerajaan yang lebih baik.