PEMISAHAN BESAR

Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Lukas 12:51

 

Apakah Yesus datang membawa perdamaian di bumi, seperti yang dinyanyikan para malaikat pada Natal pertama (Lukas 2:14)? Atau apakah Dia datang untuk membawa pemisahan sebagaimana yang Dia sendiri umumkan di sini?

 

Dua-duanya, ya.

 

Pertama-tama mari kita akui ada kontradiksi yang tampak. Cara Yesus menjawab pertanyaan-Nya sendiri di sini—“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan…”—tampaknya tidak sesuai dengan pernyataan para malaikat dan instruksi Yesus kepada para pengikut-Nya untuk menjadi pembawa damai (Matius 5:9). Tampaknya Yesus menyangkal penekanan seluruh pelayanan-Nya di dunia dengan mengasosiasikan diri-Nya dengan perpecahan dan perselisihan. Kalau begitu, bagaimana kita bisa menyelaraskan pernyataan Yesus bahwa Dia akan membawa perdamaian dan perpecahan? 

 

Yang Yesus maksudkan ketika Dia berbicara tentang membawa pemisahan sebenarnya berhubungan langsung dengan pekerjaan yang Dia selesaikan dalam mewujudkan perdamaian. Dengan kata lain, ketika kita memahami kabar baik—bahwa “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah ” (2 Korintus 5:21) —kita tidak akan pernah bisa menjadi sama lagi. Ini adalah pekerjaan yang terlalu luar biasa untuk ditanggapi dengan sikap apatis.

 

Ketika inti keberadaan kita diperbarui, segala sesuatu tentang kita berubah—nilai-nilai kita, fokus kita, tujuan kita, impian kita. Kita sekarang berdamai dengan Pencipta kita, dan kita bisa hidup damai dengan diri kita sendiri. Namun cepat atau lambat, transformasi ini akan menghasilkan perpecahan. Ketika kita membagikan, membicarakan, dan menjalani mukjizat rekonsiliasi dengan Allah, kita akan dihina, dimusuhi, dan dihakimi, kadang-kadang bahkan dari orang-orang terdekat kita sendiri, seperti yang Yesus peringatkan (Lukas 12:52-53).

 

Kedatangan Yesus untuk membawa perdamaian menunjukkan perpecahan dan konflik antara Sang Pencipta dan makhluk yang segambar dan serupa dengan-Nya yang telah ada sejak Adam dan Hawa pertama kali memberontak. Perkataan dan tindakan Anda, yang diarahkan berdasarkan perintah surga dan bukan berdasarkan dunia ini, akan memperlihatkan perpecahan yang sama. Bagi banyak di antara kita, perpecahan yang disebabkan oleh kepercayaan kepada Kristus merupakan kenyataan hidup yang sulit dan menyakitkan.

 

Namun ada harapan besar bagi kita semua: tujuan utama Yesus bukanlah perpecahan melainkan keharmonisan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Raja Damai suatu hari nanti akan memerintah selamanya. Sementara itu, jangan berkhayal: mengikut Yesus ada harganya—harga yang bisa Anda bayar, dengan penuh sukacita melalui kuasa Roh-Nya, saat Anda mengambil risiko perpecahan demi mempertahankan perdamaian ilahi.

 

Refleksi

Bacalah Kisah Para Rasul 17:1-15 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun :Mazmur 70-71; Kisah 25

Truth For Life – Alistair Beg