Pembacaan : 1 Petrus 5:6-11

Bacaan Alkitab Setahun :

1 Samuel 17 - 18

 

Hidup antara “sudah” dan “belum” adalah peperangan. Momen seperti itu bisa melelahkan, frustrasi, dan membuat patah semangat. Kita semua melewati momen-momen ini ketika kita berharap hidup bisa lebih mudah. Kita ingin agar membesarkan anak tidak menjadi peperangan rohani. Kita semua berharap pernikahan kita akan bebas dari peperangan. Kita semua ingin tidak ada konflik di tempat kerja atau gereja. Namun, kita semua bangun di dunia yang sedang berperang setiap hari.  Ini adalah warisan menyedihkan dari dunia yang sudah dirusak dosa dan selalu diserang oleh musuh. Itu sebabnya Rasul Paulus mengakhiri suratnya kepada gereja Efesus dengan cara yang menarik dan instruktif. Setelah menjelaskan kebenaran Injil Yesus Kristus dan menjelaskan implikasinya pada hidup kita sehari-hari, dia mengakhirinya dengan membicarakan peperangan rohani:

 

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara. (Ef. 6:10-20) 

 

Ketika Anda sampai di bagian ini, Anda mungkin tergoda untuk berpikir dia sedang mengubah isi suratnya. Dia sepertinya tidak sedang membicarakan kekristenan sehari-hari lagi. Namun, itulah yang dia sedang bicarakan. Dia berkata kepada orang percaya di Efesus, “Kalian tahu semua yang aku katakan tentang pernikahan, membesarkan anak, komunikasi, amarah, gereja dan semuanya – itu semua adalah satu peperangan rohani yang besar.”     Paulus mengingatkan Anda bahwa kekristenan adalah peperangan setiap hari.    Benar-benar ada yang benar dan salah secara moral. Benar-benar ada musuh. Benar-benar ada godaan.

Anda rapuh secara rohani. Namun, Dia belum selesai. Dia mengingatkan Anda bahwa oleh anugerah, Anda telah diperlengkapi secara tepat untuk peperangan. Pertanyaannya adalah apakah Anda akan menggunakan perlengkapan perang yang sudah diberikan salib Yesus Kristus kepada Anda?

 

Jangan patah semangat dengan peperangan rohani yang menjadi panggilan Anda

 setiap hari. Tuhan Mahakuasa beserta Anda dan berperang bagi Anda.