Pembacaan : 1 Korintus 1:18-25

 

Bacaan Alkitab Setahun :

1 Samuel 19 - 21

 

Ada dua tema yang saya selalu ulangi dalam tulisan dan khotbah saya. Saya akan mengulanginya lagi di sini:

 

Umat manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah tidak hidup berdasarkan fakta pengalaman mereka, tetapi berdasarkan interpretasi fakta. Terlepas dari apakah Anda sadar atau tidak, Anda telah didesain oleh Allah sebagai pencipta makna. Anda adalah umat manusia yang rasional (bahkan walau Anda tidak menunjukkannya) dan Anda punya keinginan yang konstan untuk membuat hidup berarti. Jadi Anda selalu berpikir dan mencari arti. Anda tidak benar-benar merespons terhadap apa yang terjadi di sekitar Anda; Anda merespons terhadap perasaan yang disebabkan oleh apa yang terjadi di sekitar Anda. Ini artinya selalu ada sejenis standar penafsiran yang Anda bawa-bawa ke mana-mana yang membantu Anda membuat hidup menjadi berarti. Semua orang percaya sesuatu. Semua orang mengasumsikan bahwa beberapa hal memang benar. Semua orang membawa suatu sistem “hikmat” ke dalam hidup mereka untuk menjelaskan dan memahami sesuatu.

Tidak ada orang yang lebih berpengaruh dalam hidup daripada Anda, karena tidak ada orang yang berbicara kepada Anda lebih daripada diri sendiri. Kita tidak pernah berhenti berbicara kepada diri sendiri. Kita selalu berbicara dengan diri sendiri tentang Allah, orang lain, diri sendiri, makna dan tujuan, identitas dan lain sebagainya. Apa yang Anda katakan kepada diri sendiri tentang diri Anda, Allah, dan hidup sangat penting karena semuanya membentuk Anda dan cara Anda merespons kepada apa yang Anda bawa dalam hidup Anda. Anda lihat, Anda selalu “berkhotbah” kepada diri sendiri, Anda selalu memperkatakan semacam “Injil” kepada diri sendiri. Pertanyaannya adalah, dalam momen pembicaraan setiap hari dengan diri sendiri, apa yang Anda katakan kepada diri sendiri?

Paulus berargumen dengan sangat kuat bahwa Injil “salib dan kubur kosong” Tuhan Yesus Kristus, yang dunia lihat sebagai kebodohan sebenarnya adalah hikmat terbesar. Itulah satu-satunya cara membuat hidup menjadi berarti. Itulah satu-satunya lensa yang dengannya Anda bisa memandang hidup secara akurat. Itulah satu-satunya hikmat yang memberikan jawaban final dan memuaskan kepada pertanyaan fundamental dalam hidup yang ditanyakan semua orang.

Dan di pusat pesan hikmat ini bukanlah gagasan, tetapi seorang pribadi yang dalam kehidupan dan kematian-Nya, menawarkan bukan hanya jawaban, tetapi setiap anugerah yang Anda butuhkan untuk menjadi tujuan Anda diciptakan dan melakukan panggilan Anda.

 

Penyembahan korporat didesain untuk mengkonfrontasi Anda dengan cara pandang akan hidup yang di pusatnya ada salib dan kubur kosong.