KEINGINAN UNTUK MENGAMPUNI

 

dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami. Lukas 11:4

 

Sekilas, permintaan ini mungkin terdengar seperti quid pro quo yang artinya karena kita mengampuni orang lain, jadi kita punya hak untuk diampuni. Jika kita mengijinkan Kitab Suci berbicara, kita akan menyadari bahwa yang terjadi justru sebaliknya. Allah hanya mengampuni orang yang bertobat, yaitu mereka yang menyesal – merasakan dukacita ilahi dan bertobat dari dosa-dosanya. Dan apakah salah satu bukti utama dari penyesalan? Keinginan untuk mengampuni! Dengan kata lain, ketika kita saling memaafkan, kita tidak mendapat pengampunan; kita menunjukkan bahwa kita telah diubahkan oleh anugerah pengampunan Allah.

 

Yesus mengajarkan bahwa tidak mungkin kita yang sudah begitu banyak diampuni, menolak mengampuni utang orang lain terhadap kita (Matius 18:21-35). Namun kita masih tergoda untuk menyimpan dendam, tetap marah, untuk “memaafkan tapi tidak melupakan.” D.L. Moody konon mengatakan itu seperti seseorang yang mengubur kapak tetapi membiarkan pegangannya tetap menonjol.

 

Keinginan untuk tidak mau memaafkan mungkin merupakan pembunuh kehidupan rohani yang terbesar. Kita tidak bisa mengaku mencari Allah jika kita secara aktif menyimpan rasa permusuhan di hati kita terhadap saudara dan saudari kita. Ini akan memadamkan api sukacita dan membuat kita hampir mustahil memperoleh manfaat dari pengajaran Alkitab. Tidak mengherankan jika Yesus pada dasarnya berkata, Apa yang Aku katakan tentang keinginan untuk mengampuni adalah elemen mendasar dari doa yang penuh iman. Periksalah hidupmu.

 

Apakah Anda menyimpan dendam atau mengingat-ingat kesalahan orang lain terhadap Anda? Apakah ada seseorang yang gagal Anda maafkan? Renungkan pengampunan yang telah Anda terima, dan mintalah Allah mengajari dan memampukan Anda untuk memaafkan—karena dengan mengampuni dosa orang lain, Anda menunjukkan bahwa Anda memahami anugerah-Nya dan telah benar-benar diampuni oleh-Nya.

 

Betapa pengampunan-Mu menjangkau dan menyentuh 

Hati yang keras

Yang mengingat kesalahan dan tidak akan 

Membiarkan kepahitan lama hilang?

Dalam cahaya yang menyala-nyala, salib-Mu menyingkapkan 

Kebenaran yang samar-samar kami ketahui,

Betapa kecilnya utang manusia kepada kami, 

Betapa besarnya utang kami kepada-Mu.

Tuhan, bersihkan jiwa kami yang paling dalam, 

agar kebencian berhenti;

Berdamai dengan Allah dan manusia, 

Hidup kami akan menyebarkan kedamaian-Mu.

– Forgive Our Sins as We Forgive, Rosamond Herklots

 

Refleksi

Bacalah Matius 18:21-35 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yesaya 41-42; Markus 10: 32 - 52

Truth For Life – Alistair Begg