Pembacaan : 1 Timotius 6 : 6 - 10

 

Bacaan Alkitab Setahun:  

Kejadian 16 - 18

Rasa cukup adalah bentuk penghargaan terhadap anugerah. Hati yang cukup merasa puas dengan Sang Pemberi dan karenanya terbebas dari keinginan untuk mendapatkan lebih.

 

Ada dua dampak signifikan dosa terhadap kita. Pertama, dosa membuat kita menjadikan diri kita sebagai pusat kehidupan sehingga hidup adalah tentang kita saja. Kita menjadi berfokus pada diri sendiri, termotivasi oleh kebutuhan, keinginan, perasaan kita, dan karena ini semua tentang kita, maka kita cenderung menjadi lebih sadar akan apa yang kita tidak punya dan bukannya pada banyak berkat luar biasa yang sudah kita terima. Namun masih ada lagi; karena berfokus pada diri sendiri, kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain. Hidup menjadi penuh iri dan ketidakpuasan. Iri hati selalu egois.

Ada hal kedua yang sama bahayanya yang diakibatkan dosa. Dosa membuat kita memandang secara horizontal apa yang hanya bisa kita dapatkan secara vertikal. Jadi kita mencari kehidupan, harapan, damai, ketenangan, rasa cukup, identitas, makna, tujuan, kedamaian dalam diri, motivasi, dll dari ciptaan. Masalahnya adalah tidak ada satu pun di antara ciptaan yang bisa memberikan semua itu. Ciptaan tidak pernah didesain untuk memuaskan hati Anda. Ciptaan diciptakan untuk satu tujuan: menunjuk kepada Dia dan hanya Dia yang mampu memuaskan hati Anda. Banyak orang hidup hari ini dan mereka menjadikan ciptaan sebagai juru selamat mereka. Mereka meminta ciptaan memberikan apa yang hanya bisa diberikan Allah.

“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama–lamanya” (Maz. 73:25–26). Itu adalah kata–kata dari seseorang yang telah belajar rahasia rasa cukup. Ketika Anda puas dengan Sang Pemberi, karena telah menemukan dalam Dia kehidupan yang Anda cari, Anda dibebaskan dari pencarian penuh ketamakan demi menemukan rasa puas. Pencarian ini bagi banyak orang malah membuat mereka patah semangat. Ya, memang benar bahwa hati Anda hanya akan tenang ketika hati Anda menemukan ketenangan dalam Dia.

Ini adalah salah satu buah anugerah yang paling indah –– hati yang puas, lebih rindu menyembah daripada menuntut dan lebih rindu bersyukur daripada merasa cemas karena ada kebutuhan. Hanya anugerah dan anugerah saja yang memungkinkan kita menjalani hidup yang damai seperti ini. Maukah Anda menjangkau anugerah itu hari ini?