Pembacaan : Roma 8 : 1 - 17
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 19 - 21
Setiap hari Anda membutuhkannya. Anda dan saya tidak bisa hidup tanpanya. Apa itu? Hadirat Roh Kudus yang tinggal bersama kita.
Saya tidak tahu apa yang salah. Saya tidak mengerti mengapa saya tidak menyadarinya. Saya tidak bisa menjelaskan mengapa ada celah yang besar ini dalam pemahaman saya akan Injil. Saya tidak tahu apa yang hilang dalam pemahaman teologi saya tetapi faktanya ada sesuatu yang hilang sehingga kehidupan saya sebagai orang Kristen menjadi berantakan.
Ini teologi fungsional saya mengenai hidup saya sebagai anak Allah: Saya tahu bahwa oleh anugerah saya menerima pengampunan Allah dan saya tahu saya diberikan anugerah untuk hidup dalam kekekalan, tetapi saya berpikir bahwa saya harus berusaha hidup benar selama masih hidup di dunia. Saya berpikir tanggung jawab saya adalah mengenali dosa, membuangnya dari hidup saya dan berusaha hidup lebih baik, lebih Alkitabiah. Saya mencobanya, percayalah, saya sudah mencobanya dan gagal. Saya tidak berhasil, berulang kali. Sepertinya saya lebih sering gagal daripada berhasil. Saya menjadi semakin frustrasi dan patah semangat. Rasanya saya ada dalam sebuah permainan di mana saya tidak bisa apa–apa karena lawan saya selalu bisa mencetak angka sempurna. Saya selalu ingat momen saat kuliah di mana saya merasa seperti itu. Waktu itu jam enam pagi. Saya sedang saat teduh padahal saya sangat tidak ingin bersaat teduh saat itu. Akhirnya saya menelungkupkan wajah di meja dan menangis, “Aku tidak bisa melakukan apa yang Engkau minta!” Lalu saya membaca perikop yang ada di daftar bacaan Alkitab harian dan oleh anugerah Allah, itu adalah Roma 8.
Saya membaca pasal itu beberapa kali, termasuk kata–kata ini: “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan–perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup” (ay. 13). Seperti ada petasan meledak di kepala saya. Allah tahu kebutuhan saya sebagai orang berdosa sangat besar sehingga tidak cukup bagi Dia untuk hanya mengampuni saya saja; Dia harus datang dan tinggal dalam saya atau saya tidak akan menjadi ciptaan baru seperti yang seharusnya atau melakukan yang seharusnya.
Saya butuh hadirat dan kuasa Roh Kudus hidup dalam diri saya karena dosa mencuri kerinduan hati saya, membutakan mata saya, dan melemahkan lutut saya. Masalah saya bukan hanya rasa bersalah karena dosa, tetapi juga ketidakmampuan karena dosa. Jadi Allah memberikan Roh Kudus kepada anak–anak–Nya yang akan membukakan mata kita, memberikan kerinduan di hati kita, memberikan kekuatan kepada kita. Paulus menyimpulkannya dengan baik di akhir diskusinya tentang karunia Roh: “Dia menghidupkan tubuhmu yang fana” (Rom. 8:11)