KONSEKUENSI DARI IRI HATI

Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Amsal 14:30

 

Iri hati adalah kanker spiritual yang menghancurkan seseorang dari dalam ke luar.

 

Konsekuensi dari iri hati sangatlah buruk. Raja Salomo tidak berbasa-basi saat dia memperingatkan kita tentang halini. Dia memberikan gambaran yang jelas dan mengarahkan kita menuju kehidupan yang sehat dan damai.

 

Iri hati merugikan kita. Bahkan jika itu tidak berdampak apa pun pada orang lain, itu tetap akan menghancurkan orang yang iri. Iri hati memengaruhi persepsi kita terhadap orang lain. Iri hati menumbuhkan roh yang merusak, membuat kita memandang sesama kita dengan kecurigaan dan kemarahan yang tidak beralasan. Iri hati membuat kita tidak mampu untuk bersukacita dengan orang lain, dan membuat kita semakin sulit untuk merasa puas, karena akan selalu ada orang lain yang memiliki lebih dari kita sehingga kita merasa kesal. Iri hati membuat tulang membusuk.

 

Iri hati bisa menyerang dengan cepat dan halus. Ambil contoh rasul Petrus. Sebelum penyaliban, dia telah membuat kesalahan dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Yohanes mencatat bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus membuatkan sarapan untuk Petrus dan beberapa murid lainnya di pantai, dan Yesus berbicara dengan Petrus, memulihkan hubungan mereka, mengingatkan dia akan panggilan-Nya kepada Petrus untuk mengikuti Dia, dan menugaskan dia untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Jika sehari sebelumnya Anda bertanya kepada Petrus apa yang paling didambakan hatinya, jawabannya adalah ini. Namun ketika Yesus menambahkan bahwa suatu hari nanti Petrus akan dipanggil untuk memberikan nyawanya bagi Tuhan, bagaimana tanggapan Petrus? Dia melihat ke arah Yohanes dan berkata, “Bagaimana dengan orang ini?” Namun Yesus, yang sadar sepenuhnya akan bahaya rasa iri, menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku" (Yohanes 21:22).

 

Betapa mudahnya, bahkan pada saat-saat paling baik sekalipun, kecemburuan menjangkiti kita dan membuat kita lupa semua yang telah Yesus lakukan bagi kita dan berikan kepada kita! Lalu, bagaimana kita menemukan obat untuk kebusukan rohani ini?

 

Hal terakhir yang ingin kita lakukan adalah hal pertama yang perlu kita lakukan: mengenali rasa iri apa adanya—sebagai dosa—dan membawanya ke hadapan Allah melalui pengakuan dosa. Lalu, dalam doa kita menolak rasa iri hati, saat demi saat, meminta Roh Kudus untuk memampukan kita merenungkan semua yang kita miliki di dalam Kristus, sampai kita dikuasai bukan oleh rasa cemburu melainkan oleh sukacita. Orang yang dapat menghitung semua berkat yang diterimanya dalam Yesus akan lebih mampu memuji Allah atas berkat yang juga dilimpahkannya kepada orang lain. Dan hati yang tenang memberi kehidupan.

 

Jangan biarkan rasa iri menggerogoti Anda tanpa terkendali. Dalam hal apa iri hati mempengaruhi Anda? Akui, doakanlah, dan lawanlah dengan kebenaran Injil.

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 21:15-23 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  
  •  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 148-150 Yohanes 1: 29-51

Truth For Life – Alistair Beg