Pembacaan : Ibrani 4 : 14 - 16

 

Bacaan Alkitab Setahun :

1 Tesalonika 1 - 5

 

 

Ini adalah salah satu bagian yang paling menghibur dalam seluruh Perjanjian Baru dan yang perlu untuk terus kita renungkan.

 

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibr. 4:14–16) 

 

Perikop ini adalah panggilan untuk hidup dengan harapan, dorongan, keberanian, dan keyakinan. Mengapa? Bukan hanya karena Anda memiliki Imam Besar yang telah melintasi semua langit dan sekarang duduk di sebelah kanan Bapa di tempat tinggi, tetapi juga karena Dia berempati pada kelemahan Anda. Tapi lebih dari itu. Dia berempati pada kelemahan Anda karena Dia mendengar dan menjawab Anda dari sudut pandang pengalaman apa yang sebenarnya Anda alami. Dia datang ke bumi dan selama hidup di dunia maka Dia mengalami  berbagai penderitaan dan godaan yang kita hadapi. Dia tahu bagaimana rasanya menjadi tunawisma, lapar, dan ditolak. Dia mengenal penyakit dan rasa sakit fisik. Dia tahu kerasnya tuduhan dan ketidakadilan. Dia menghadapi suara sirene godaan. Dia tahu bagaimana rasanya ditinggalkan oleh orang yang dicintai. Dia mengerti penderitaan dan kematian. Dia menatap wajah orang jahat. Dia mengenal kita dan memiliki pemahaman langsung tentang apa yang kita hadapi hari demi hari.

Kata yang diterjemahkan sebagai “kelemahan” dalam perikop ini sangat dalam. Kata ini hampir tidak dapat diterjemahkan. Kata ini digunakan dalam banyak cara. Kata ini mungkin paling baik dipahami sebagai “kondisi manusia.” Imam Besar kita memahami bagaimana rasanya menjadi manusia di dunia yang jatuh ini karena, dalam tindakan kasih yang mengejutkan dan merendahkan, Dia mengambil rupa daging manusia dan tinggal bersama kita sebagai seorang manusia. Sekarang, sebagai manusia yang telah dibangkitkan dan diangkat, Dia duduk di hadapan Bapa sebagai Imam Besar kita. Artinya, perjuangan dan doa kita tidak disambut dengan kekerasan, kecaman, atau ketidaksabaran, tetapi dengan pengertian dan empati.

Semua ini berarti bahwa kita dapat yakin bahwa kita akan menerima belas kasihan yang sesuai dengan kebutuhan khusus dari tangan-Nya. Kita dapat yakin bahwa Dia mendengarkan dengan empati semua pengalaman kita dan, karena Dia melakukannya, Dia akan menyediakan bagi kita apa yang kita butuhkan. Itu anugerah yang luar biasa!

 

Tidak ada yang mengenal Anda lebih dalam dan sepenuhnya daripada Juruselamat Anda, jadi tidak ada yang dapat menawarkan bantuan kepada Anda sesuai dengan kebutuhan terdalam Anda seperti Dia.