Pembacaan : Amsal 1: 22

 

Bacaan Alkitab Setahun : Kejadian 19-21

 

"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?” (Ams. 1:22)

 

KEBALIKAN HIKMAT. Sepanjang kitab Amsal kebalikan dari hikmat disebut kebodohan. Dalam bahasa Indonesia kata "bodoh" adalah sebuah penghinaan. Namun, dalam kitab Amsal, orang bodoh adalah orang-orang yang sudah terbiasa tidak berhubungan dengan kenyataan sehingga mereka menjadikan hidup mereka dan orang-orang sekitar mereka sengsara. Kita tidak dapat memperlakukan tubuh kita semaunya dan tidak mengalami konsekuensinya. Kita tidak bersikap semaunya dan berharap memiliki teman baik dan keluarga yang kuat. Kita tidak bisa menjalani kehidupan yang egois dan mengharapkan tatanan sosial tetap utuh. Namun, orang bodoh melakukan semua hal ini dan karena itu menabur dan menuai perselisihan dan kehancuran.

 

Ada berbagai bentuk kebodohan, seperti yang akan kita lihat. Tetapi kebodohan yang paling utama adalah menjadikan apa pun selain Allah sebagai pusat kehidupan kita. Itu akan selalu menyebabkan kekecewaan dan kehancuran. Yesus menggambarkan “orang bodoh” sebagai orang yang membangun rumahnya di atas pasir, bukan di atas batu karang yang kokoh dari firman Kristus dan hikmat (Matius 7:24-26). Orang bodoh gagal melihat batasan-batasan ini dalam kenyataan—fisik, psikologis, relasional, dan spiritual. Mereka melangkah keluar dan bertanya-tanya mengapa mereka tenggelam.

 

Di mana baru-baru ini Anda melihat—baik dalam hidup Anda atau orang lain—buah pahit dari kebodohan?

 

Doa: Tuhan, hatiku sering ingin mengingkari kenyataan, tapi itu adalah kebodohan. Realitas di dunia yang jatuh ini indah sekaligus mengerikan. Bantu aku melihatnya apa adanya, dan ajari aku untuk berjalan dengan bijak di dalamnya. Amin.