Pembacaan : Yakobus 4:1-10

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Ulangan 17 - 20

 

 

Jika Anda bertanya kepada seorang anak kecil mengapa dia memukul adiknya, dia tidak tidak akan menjawab karena dosa di hatinya. Tidak, dia akan berkata, “Habisnya, dia menggangguku.” Jika Anda bertanya kepada seorang anak remaja, mengapa dia terlambat, dia tidak akan mengambil tanggung jawab atas keterlambatannya. Dia akan menceritakan sebuah kisah yang panjang tentang kecelakaan di jalan tol, kereta yang lama sekali lewatnya, dan banjir yang menggenangi jalan yang biasa dia ambil. 

 

Jika Anda bertanya kepada seorang ayah mengapa dia selalu marah, dia tidak akan mengatakan karena keegoisan dan ketidaksabaran dalam hatinya. Tidak, dia akan menjawab itu karena anak-anaknya; mereka membuatnya kesal. Jika Anda bertanya kepada seorang yang masih single mengapa dia sangat moody dan tidak puas, dia tidak akan menjawab karena kecemburuan yang ada dalam hatinya. Dia akan mengatakan bahwa hidup menjadi sulit. Jika Anda bertanya kepada orang tua mengapa dia kasar, dia tidak akan berkata karena kepahitan yang menguasai hatinya. 

 

Tidak, dia akan menceritakan masa di hidupnya ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia tahu layak dia dapatkan. Kadang saya merasa ini adalah salah satu kebenaran Alkitab yang tidak dipercayai semua orang. Ketika kita melakukan sesuatu yang salah, kita cenderung menunjuk kepada sesuatu di luar kita sebagai penyebabnya: “Kemacetan ini membuatku marah”; “Dia membuatku kesal”; atau “Bosku membuatku terlihat jelek.”

 

Itu sebenarnya adalah kemunafikan tingkat rendah. Memang rasanya baik berpikir bahwa masalah terbesar dalam hidup Anda ada di luar diri Anda, bukannya di dalam diri, tetapi masalahnya adalah itu tidak benar. Yesus mematahkan cara pandang yang mengatakan bahwa dosa adalah masalah perilaku dan karenanya bisa ditebus dengan memperbaiki perilaku dalam Khotbah di Bukit: “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; ... Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum ... Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 

 

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Mat. 5:21-22, 27-28).  Dosa adalah masalah hati, baru setelah itu menjadi masalah perilaku. Ini artinya masalah terbesar Anda dan saya dalam hidup ada di dalam kita bukan di luar kita. Kejahatan dalam diri saya yang menghubungkan saya dengan kejahatan di luar saya. Jadi saya harus mengakui bahwa masalah terbesar saya adalah diri sendiri. Dan kalau saya mengakui ini, saya bukan mengatakan saya tidak harus diselamatkan dari orang, lokasi, dan situasi.

 

Saya sangat membutuhkan anugerah yang mampu menyelamatkan saya dari diri sendiri. Saya bisa lepas dari situasi dan hubungan, tetapi tidak punya kuasa untuk lepas dari diri sendiri. Inilah alasannya mengapa Daud berdoa dalam Mazmur 51 agar Allah menciptakan hati yang baru dalam dirinya. Anugerah Allah adalah anugerah bagi hati dan itu adalah kabar baik.

 

Hati adalah masalahnya. Manusia, lokasi, situasi tidak membuat saya berdosa;

semua itu adalah tempat di mana dosa hati saya menunjukkan dirinya.