Baca: Lukas 22:47-62
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali.... (Amsal 24:16)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 22-24
Demi memenangkan kontes, Teddy selama enam bulan tekun berlatih memainkan piano. Rupanya, perjuangannya belum membuahkan hasil. Ia kalah. Namun, ia tidak kecewa. “Sebelum mengikuti kontes, aku mempersiapkan diri bukan hanya untuk menyambut kemenangan, melainkan juga menghadapi kegagalan,” katanya.
Banyak orang hanya selalu membicarakan kemenangan sehingga tidak siap ketika menghadapi kegagalan. Karena itulah, ketika mereka gagal, kegagalan tersebut terasa begitu menyakitkan. Padahal, jika ditelusuri, kegagalan bukan sepenuhnya merupakan mimpi buruk. Berbicara mengenai kegagalan, dua murid Yesus pada perikop hari ini juga telah gagal. Bayangkan saja, Yudas menjadi pengkhianat dengan menjual Gurunya dan Petrus menjadi seorang yang menyangkal Dia! (ay. 47-48, 56-60). Bedanya, Yudas kemudian bunuh diri (Mat. 27:3-5), sedangkan Petrus menangis, menyesal, dan bertobat (ay. 61-62). Meskipun sama-sama gagal, Petrus memilih jalan yang lebih baik daripada pilihan Yudas. Peristiwa penyangkalan itu bahkan memberikan pelajaran besar baginya. Di kemudian hari, ia menjadi orang yang begitu berani memberitakan nama Yesus (lih. Kis. 2:14-36).
Apakah kita baru saja menghadapi kegagalan? Jika ya, jangan biarkan kegagalan itu melumpuhkan semangat kita untuk kembali bangkit dan melangkahkan kaki ke depan. Yakinkan diri bahwa kemenangan bukanlah milik orang-orang hebat, melainkan milik setiap orang yang mau bangkit meskipun telah gagal!
PELAJARAN TERBESAR DALAM KEHIDUPAN
DIPEROLEH DARI KEGAGALAN.—John C. Maxwell