MENGATASI GESEKAN

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Efesus 4:1-3

 

Salah satu produk sampingan dari gesekan adalah panas: Ketika dua benda atau lebih saling bergesekan, suhunya meningkat. Demikian pula, ketika Anda menyatukan orang-orang berdosa—bahkan di dalam gereja, sekalipun dosa tidak lagi berkuasa tetapi tetap ada gesekan. Kita tidak perlu terkejut dengan hal ini. Kita bukanlah batu bata yang diciptakan dengan sempurna, yang semuanya ditempatkan dengan indah agar menyatu. Kita adalah orang-orang yang kasar dan tidak sempurna. Namun kita juga tidak boleh membiarkan gesekan mengalihkan perhatian kita dari fokus utama kita.

 

Gesekan tidak akan hilang jika diabaikan; sebaliknya, hal ini dapat diatasi ketika kita fokus pada Kristus dan menghargai apa yang Dia hargai bagi tubuh Kristus: Prioritas seperti keramahtamahan, saling menanggung beban, saling memberi semangat, doa, dan memberi. Nilai-nilai ini tidak mendorong kita untuk bertanya “apa yang dapat dilakukan tubuh Kristusbagi saya?” Namun “apa yang dapat saya lakukan untuk tubuh Kristus?” Hanya ketika kita bekerja dari sudut pandang itulah rasa mengasihani diri sendiri, kejengkelan, dan kekhawatiran kita akan mulai hilang.

 

Meskipun gesekan memang wajar terjadi, namun hal ini tidak boleh ditoleransi. Sebagai orang percaya, kita hendaknya memperlihatkan kerendahan hati dan pertobatan. Jika kita tidak melakukan hal tersebut, adalah hal yang benar bagi orang lain di gereja untuk membantu kita dan, jika perlu, dengan penuh kasih menantang dan mendisiplin kita. Para pemimpin gereja pada masa reformasi mengatakan bahwa agar sebuah gereja menjadi gereja yang sejati, harus ada pemberitaan firman Allah, perayaan sakramen-sakramen, dan penerapan disiplin gereja.

 

Menoleransi perpecahan yang tidak menunjukkan penyesalan dalam sebuah gereja tidak hanya membiarkan panas yang disebabkan oleh gesekan menjadi tidak terkendali tetapi juga dapat menyebabkan kehancuran. Kita tidak akan membiarkan seseorang duduk di meja makan kita dan menghancurkan keluarga kita karena mereka mempunyai sikap yang buruk; namun betapa mudahnya untuk menoleransi gesekan dan perpecahan dalam gereja demi tampil sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan. Namun kita harus mengambil jalan yang lebih sulit. Masa depan gereja bergantung padanya.

 

Gesekan akan datang. Kita akan membuat kacau. Jadi kita harus saling menanggung dalam kasih. Kita harus bersabar terhadap satu sama lain. Kita perlu “berusaha semaksimal mungkin” untuk mempertahankan kesatuan yang dibawa olehRoh ketika Dia membawa kita ke dalam keluarga Allah melalui iman (Efesus 4:3, NIV). Dengan kata lain, kita harus menjadi seperti Kristus, karena kasih agape-Nya yang tanpa pamrihlah yang menunjukkan kepada kita bagaimana caranya saling mengasihi dengan rela berkorban dan mengatasi konflik. Persatuan adalah sebuah anugerah yang berharga, oleh karena itu perselisihan perlu diatasi dengan lembut dan sabar. Mungkin ada seseorang yang perlu Anda ajak bicara hari ini. Mungkin saat ini ada seseorang yang kepadanya Anda perlu menunjukkan pertobatan, atau menawarkan pengampunan, atau mendampingi mereka menyelesaikan perselisihan dengan anggota gereja lainnya.

 

Refleksi

Bacalah Yakobus 3:13-18 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yehezkiel 45-46Yohanes 19:23-42

Truth For Life – Alistair Beg