Pembacaan : 2 Korintus 12:1-10
Bacaan Alkitab Setahun :
1 Samuel 25 - 27
Ketika Anda membacanya, sepertinya ada yang salah. Sepertinya Anda masuk ke dalam alam semesta yang terbalik. Namun Paulus serius dengan apa yang dikatakannya:
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Kor. 12:7-10)
Kencangkan sabuk pengaman Anda, kita akan ngebut. Allah memilih Anda untuk menjadi lemah untuk melindungi Anda dari diri sendiri dan membuat Anda menghargai kekuatan yang hanya bisa diberikan oleh-Nya. Dengan cara ini, kelemahan yang Dia kirim kepada Anda tidak menghalangi Anda untuk hidup baik. Kelemahan tidak menghalangi rencana indah-Nya. Kelemahan bukan tanda Dia kurang perhatian. Kelemahan bukan tanda kegagalan janji-Nya. Kelemahan tidak menunjukkan adanya jurang pemisah dalam teologi yang kita pegang. Kelemahan bukan indikasi Alkitab menyangkali apa yang dituliskannya bahwa Allah akan memenuhi semua kebutuhan Anda. Tidak, kelemahan adalah alat dari anugerah-Nya yang luar biasa.
Kelemahan melindungi Anda dari kesombongan bergantung pada diri sendiri yang menggoda kita semua. Kelemahan melindungi Anda dari berpikir bahwa Anda mampu melakukan sesuatu yang sebenarnya Anda tidak mampu. Kelemahan mengingatkan Anda bahwa membutuhkan dan diciptakan untuk bergantung pada Dia yang lebih besar daripada Anda. Kelemahan membuat Anda melakukan apa yang sebagian besar dari kita tidak mau lakukan – dengan rendah hati berlari kepada Allah meminta bantuan yang hanya Dia yang bisa memberikannya.
Jadi kelemahan bukanlah bahaya besar yang Anda harus takuti. Apa yang harus Anda takuti adalah delusi kekuatan Anda. Ketika Anda berkata Anda kuat, Anda berhenti bergirang dalam anugerah Allah yang menyelamatkan, mengubahkan, dan menguatkan. Paulus sebenarnya mensyukuri kelemahannya karena saat dia melakukannya, kuasa Allah turun atasnya. Dia tidak hidup dalam ketakutan, patah semangat, dan iri; dia puas karena dia tahu kelemahan adalah jalan menuju kuasa yang sebenarnya, kuasa yang hanya Allah sanggup dan dengan rela memberikannya.
Jangan patah semangat hari ini. Ya, Anda sadar akan kelemahan dan kegagalan Anda, tetapi untuk setiap kegagalan dan kelemahan, ada anugerah yang mengampuni, mengubahkan.