Pembacaan : Yohanes 6

 

Bacaan Alkitab Setahun :

1 Samuel 22 – 24

 

“Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yes. 55:1-7) 

 

Ini adalah kata-kata undangan dan anugerah yang indah.  Dan dikatakan dalam bahasa yang kita semua bisa mengerti. Kita semua tahu bagaimana rasanya lapar dan kita semua tahu bagaimana rasanya makan makanan yang tidak memuaskan rasa lapar. Alkitab menggunakan metafora makanan ini karena penulisnya bersungguh-sungguh ingin memperingatkan Anda akan fakta bahwa ada rasa lapar yang lebih dalam di dalam diri Anda daripada rasa lapar jasmani yang Anda tahu. Ya, tubuh Anda lapar ingin diisi, tetapi rasa lapar jiwa Anda bahkan lebih lagi. Ini berlaku buat kita semua, dan karena itu, setiap orang yang pernah hidup berusaha memuaskan rasa lapar di jiwanya dengan berbagai cara.     

Hal penting yang perlu kita ketahui adalah hanya ada dua meja perjamuan di mana Anda bisa makan: meja perjamuan jasmani yang mahal, tidak mengenyangkan atau meja Tuhan yang berlimpah dengan anugerah dan belas kasih dan memuaskan jiwa. Pertanyaan Allah bagi Anda hari ini adalah ini: “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” Ini adalah pertanyaan yang layak direnungkan.

 

 

Allah menggunakan gambaran makanan jasmani untuk menunjuk kepada 

rasa lapar rohani. Hidup adalah tentang bagaimana kita mencari apa 

yang akan mengenyangkan kita.