Pembacaan : Yesaya 51 : 12 - 16

 

Bacaan Alkitab Setahun:  

Kejadian 25 - 27

Bagi orang percaya, rasa takut adalah selalu melupakan Allah. Jika Allah berkuasa dan pemerintahan–Nya sempurna, bijak, benar, dan baik, mengapa Anda harus takut?

 

Kata–kata Hizkia, raja Yehuda yang diucapkan berabad–abad lalu di tengah momen menakutkan, masih terasa kebenarannya sampai sekarang. Yehuda diserang oleh raja Asyur yang kuat, Sanherib. Hizkia bersiap dan mempersenjatai Yehuda untuk peperangan tetapi bukan itu saja yang dia lakukan. Dia mengingatkan rakyatnya hal yang lebih penting. Dia tahu dalam momen–momen seperti ini umat Allah seringkali menyerah kepada rasa takut dan dia tahu dari mana asalnya rasa takut. Seringkali di momen–momen menantang umat Allah menjadi panik karena mereka mengalami amnesia identitas. Mereka lupa siapa mereka sebagai anak Allah dan mereka lupa siapa Allah dalam segala kemahakuasaan dan kemuliaan–Nya. Jadi di momen ini, Hizkia tahu dia tidak hanya harus menjadi raja yang baik dan jenderal yang berpengalaman, dia juga harus menjadi gembala bagi rakyatnya.

Saat mereka bersiap menghadapi serangan Asyur, Hizka tidak ingin orang Yehuda berpikir bahwa mereka hanya bergantung pada keberanian, pengalaman perang, dan kemampuan senjata mereka saja. Dia ingin mereka tahu bahwa mereka telah diberkati dengan luar biasa oleh satu hal lain, yang tidak boleh mereka lupakan. Jadi dia berkata: “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, ...Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita” (2 Taw. 32:7–8).   

Ada momen di mana Anda akan bertanya, “Di manakah keberanian yang aku butuhkan untuk menghadapi apa yang harus aku hadapi sekarang?” Hizkia memberikan jawabannya: “Angkatlah kepalamu dan ingatlah Allahmu.” Sebagai anak Allah, Anda tidak pernah ditinggalkan sendirian dalam peperangan.