Pembacaan : 1 Korintus 1: 18 - 25
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 25 - 27
Dunia menanggung tanda dosa. Budaya menyediakan cara bagi kita untuk melihat diri kita dan dunia. Hal itu muncul setiap kali orang berkumpul bersama. Oleh karena itu, keluarga, sekolah, dan denominasi gereja semuanya memiliki kekhasan budaya. Budaya menjadi pengawas bagi aturan tidak tertulis tentang sopan santun, tradisi, dan hubungan: apakah kita makan malam bersama atau tidak, bagaimana kita merayakan liburan kita, apakah kita mengangkat tangan dalam ibadah atau berlutut, bagaimana kita menyapa satu sama lain, dan sebagainya.
Apa yang Kitab Suci sebut sebagai dunia, telah dipengaruhi oleh budaya. Dunia diciptakan oleh Allah sebagai tempat tinggal manusia. Semua yang diciptakan oleh Allah itu baik, tetapi sebagai tempat tinggal kita dunia menanggung tanda dosa kita. Oleh karena itu, dalam Perjanjian Baru, istilah dunia digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang terasing dari Allah. Dalam pengertian ini, dunia itu rusak secara moral (2 Petrus 1:4), menganggap kebodohan sebagai kebijaksanaan (1 Korintus 1:20) dan menafsirkan hikmat Allah sebagai kebodohan (1 Korintus 1:23). Meskipun secara alami kita cenderung memuaskan hawa nafsu kita, dunia menanamkan pesan bahwa sensualitas yang tak terkendali itu baik, dengan kata lain dunia bersekongkol dengan kecenderungan hati kita.
Mengakui bahwa dunia berada di luar diri kita meningkatkan kesadaran kita tentang peperangan rohani yang harus kita jalani. Kita tidak hanya harus berjuang melawan dosa kita sendiri, kita juga harus melawan aspek budaya yang memuji kecenderungan berdosa kita alih-alih menegurnya.
Edward T. Welch