Pembacaan : Pengkhotbah 9

Bacaan Alkitab Setahun : Ulangan 24-27

 

Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah. Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati. (Pengkhotbah 9:2–3)

 

KESIA-SIAAN MORALITAS. Pengkhotbah 9:2 menggambarkan yang baik dan yang jahat, yang religius dan yang tidak religius—dan dengan tepat menyimpulkan bahwa di bawah matahari takdir yang sama menimpa mereka semua. Jika hanya dunia ini yang ada, saat kita mati, kita membusuk, dan saat semua orang yang mengenal kita mati maka kenangan akan kita pun hilang.

 

Sinclair Ferguson mengatakan bahwa eksperimen pikiran penulis mengarahkan kita pada suatu kesimpulan logis bahwa kalau hidup itu tidak ada harapan akan ada kehidupan setelah kematian dan tidak ada kebangkitan  maka biarlah kita makan, minum, dan bergembira karena besok kita akan mati. (Yesaya 22:13; 1 Korintus 15:32)

 

Menyadari hal ini maka kalau kita berpikir secara jujur maka hati manusia itu penuh dengan kejahatan. Umat manusia yang berdosa memang memiliki dunia yang layak, di mana perilaku baik dan buruk tidak dibalas dengan semestinya.

 

Kita telah mengalami beberapa berkat pembaruan dalam hidup kita melalui karya Kristus di kayu salib sebagaimana dilakukan oleh Roh Kudus. Buatlah inventarisasi semua area kematian, pembusukan, dan kejahatan yang masih perlu ditangani di dalam hati Anda.

 

Doa: Tuhan, Pengkhotbah dengan menyakitkan memprovokasiku untuk mengakui bahwa Engkau adalah satu-satunya harapanku. Bantu aku mengangkat mataku "di atas matahari", terus-menerus mengingat bahwa, meskipun suatu hari Engkau akan memperbaiki segalanya, tidak ada yang sepenuhnya benar sampai saat itu. Amin.