Pembacaan : Pengkhotbah 11

Bacaan Alkitab Setahun : Ulangan 28

 

“ Oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan. Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan. “ (Pengkhotbah 11:8–10)

 

BAGAIMANA MENIKMATI HIDUP : BAGIAN 1. Di akhir kitabnya, penulis mengakhiri “eksperimen pikirannya” dan menampilkan Allah kembali. Namun dia terus mengingatkan kita tentang betapa kacau dan hancurnya dunia ini. Dalam ayat-ayat ini dia memberikan satu set pedoman praktis untuk menikmati hidup terlepas dari itu semua. Selama seseorang dapat hidup, biarkan mereka menikmati semuanya. Bagaimana cara melakukannya? Pertama, bersikaplah realistis. Ingatlah hari-hari kegelapan, karena akan ada banyak hari seperti itu.  Bukan hanya saat-saat duka, tetapi juga saat percaya kepada Allah, hidup terkadang terasa tidak berarti. Ini adalah pengakuan bahwa bahkan orang percaya pun “takluk pada kesia-siaan” (Roma 8:18 dst.). Kita tidak diciptakan untuk dunia kematian, kehilangan cinta, kekerasan dan kesepian. Kita harus ingat bahwa di sini, banyak kehidupan akan terasa sia-sia dan tidak ada tujuan. Nasihat pertama: Jangan biarkan masa kegelapan benar-benar menguasai Anda. Dunia ini tidak akan bertahan selamanya.

 

Bagaimana Anda bertahan di masa-masa kelam hidup Anda? Apakah Anda menggunakannya untuk bertumbuh dalam iman, atau apakah Anda hanya bertahan sampai semuanya berakhir?

 

Doa: Tuhan, aku tidak tahu mengapa aku selalu dikejutkan oleh penderitaan. Firman-Mu dan akal sehat memberi tahu aku bahwa, bahkan di saat-saat yang baik, penderitaan selalu ada. Jangan biarkan masa-masa kelam menggelapkan hatiku, tapi biarkan mereka mengajariku hikmat. Amin.