TUJUAN KEDATANGAN KRISTUS
Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia – 1 Yohanes 3:4-6
Mengapa kita menyambut Natal dengan begitu penuh sukacita? Bagi setiap orang percaya, jawabannya yang terdalam seharusnya satu: Yesus Kristus datang ke dunia untuk menanggung dan menghapus dosa kita.
Ketika kita membaca tulisan para penulis Injil, kita menemukan kebenaran ini sebagai inti dari pesan Natal. Matius mencatat perkataan malaikat kepada Yusuf: “[Maria] akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). Bahkan sebelum malam Natal pertama, pesan yang disampaikan malaikat kepada para gembala pun serupa: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk. 2:10-11).
Yohanes memulai dari sudut pandang yang berbeda. Ia lebih dahulu mengarahkan pandangan kita kepada Sang Firman yang kekal yang telah menjadi manusia, lalu menunjukkan dimulainya pelayanan Yesus di dunia (Yoh. 1:14). Kita juga dapat membaca seruan Yohanes Pembaptis yang menunjuk langsung kepada Yesus: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (ay. 29).
Markus memang tidak menuliskan kisah kelahiran atau masa kecil Yesus. Tetapi dalam Injilnya, perkataan pertama Yesus menyatakan bahwa melalui Dia, kerajaan Allah telah datang dekat bagi umat manusia (Mrk. 1:15). Dan dalam salah satu mukjizat pertama-Nya, Yesus meyakinkan seorang yang lumpuh dengan berkata, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Mrk. 2:5).
Jika kita mengatakan bahwa Allah telah menyatakan kasih-Nya bagi kita melalui inkarnasi, itu benar — namun belum cukup. Jika kita melihat seluruh Alkitab, kita menemukan bahwa kasih Allah tidak hanya dinyatakan melalui kelahiran Yesus di Betlehem, tetapi dalam tujuan kedatangan-Nya. Firman Tuhan berkata: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Rm. 5:8).
Tentu saja, jika kita mengerti bahwa Kristus datang untuk menanggung dan menghapus dosa kita, maka sangat jelas bahwa kita memiliki dosa, dan dosa itu harus dihapuskan. Hampir tidak ada seorang pun yang dengan jujur dapat berkata bahwa ia tak pernah berbuat salah! Kita semua pernah memiliki pikiran yang menyimpang. Kita semua pernah mengucapkan kata-kata yang pahit. Kita semua tahu bagaimana rasanya menjalani hidup yang tidak kudus. Tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya. Bukan usaha, bukan moralitas, bukan perbaikan diri. Namun firman Tuhan datang kepada kita dengan kabar baik ini: Kristus telah hadir di dalam dunia untuk menanggung dan menghapuskan dosa kita.
Hari ini, peganglah pesan ini dengan sukacita dan rasa syukur. Biarlah sembilan kata ini menjadi bagian yang paling berharga dari musim Natal Anda: "Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa." Nikmatilah masa Natal bukan sekadar merayakan suasana, lampu, lagu, dan dekorasi — tetapi merayakan kasih Kristus yang datang ke dunia untuk menebus kita melalui salib-Nya. Kelahiran-Nya mengarah pada kematian-Nya bagi kita, dan kematian-Nya membawa kita pada kehidupan yang baru. Inilah yang memberi hati kita alasan berlimpah untuk merayakan Natal!
Teman, rekan kerja, bahkan tetangga Anda mungkin lebih terbuka pada Injil di masa Natal ini. Karena itu, jangan sampai kita memberi kesan yang keliru bahwa Natal hanya tentang suasana hangat dan penuh perasaan tentang kasih Allah — seolah-olah kisahnya berhenti hanya pada bayi Yesus di palungan. Yesus memang lahir, tetapi Ia lahir untuk kemudian mati bagi kita di kayu salib. Natal bukan hanya tentang kelahiran-Nya, tetapi juga tentang tujuan kedatangan-Nya: menyelamatkan kita dari dosa.
Saat kita menatap bayi Yesus di palungan, kita diingatkan akan Sang Penebus yang kelak tergantung di kayu salib. Kasih Allah hanya dapat dipahami dengan sepenuhnya ketika kita melihat tujuan kedatangan Kristus: untuk membebaskan kita dari dosa.
Refleksi
Bacalah Matius 1:18-25 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 25-27; Lukas 9:37-62