TERANG ITU BERSINAR ATAS MEREKA
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. – Yesaya 9:1
Alkitab tidak pernah menyembunyikan betapa gelapnya hidup dapat terasa. Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa ketika dosa bertambah banyak, ketika kejahatan dirayakan, dan ketika Allah ditinggalkan, kegelapan pasti terjadi. Namun, berulang kali dalam keseluruhan cerita Alkitab, kita diingatkan bahwa Allah tidak pernah takut ataupun dikalahkan oleh kegelapan. Sebaliknya, Ia justru mendekat pada umat-Nya dan mengubah kegelapan itu menjadi terang.
Kita melihat hal ini dalam Kejadian pasal 3. Dosa masuk ke dalam dunia—dua manusia pertama memberontak terhadap Pencipta mereka dan bersembunyi dalam rasa malu. Jika Allah datang ke Taman Eden untuk menjatuhkan hukuman dan memulai kembali dengan manusia yang baru, itu sepenuhnya masuk akal. Tetapi bukan itu yang Ia lakukan. Ia datang dan bertanya, “Di manakah engkau?” (Kej. 3:9). Ketika Ia menemukan mereka telanjang dan malu, Ia memberikan pakaian untuk menutupi mereka dan menyatakan janji penebusan-Nya (ay. 21, 15).
Begitu juga dengan umat-Nya, Israel. Ketika Yesaya memulai pelayanannya, sudah ada sejarah panjang di mana bangsa itu melupakan Tuhan dan mengabaikan para nabi-Nya. Akibatnya, mereka hidup di bawah para raja jahat yang memang mereka pantas terima, dan mereka menjadi “melarat dan lapar,” sampai-sampai mereka “gusar dan akan mengutuki rajanya dan Allahnya” (Yes. 8:21). Lagi-lagi, sangat masuk akal bila Tuhan memilih untuk membinasakan umat-Nya pada titik itu—membiarkan mereka tinggal dalam “kesesakan dan kegelapan, kegelapan yang mencekam” (ay. 22), tanpa harapan dan tanpa masa depan. Mereka tidak menginginkan Tuhan. Lalu, mengapa Tuhan harus tetap setia kepada mereka?
Namun pasal berikutnya dimulai dengan pembalikan keadaan yang begitu mulia: “Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” — “tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu” (Yes. 9:1). Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya, dan Ia tidak akan membiarkan mereka terus berada dalam penderitaan. Bagi bangsa yang berada dalam kegelapan itu, “atas mereka terang telah bersinar.” Terang anugerah mulai menembus kegelapan dosa yang mereka ciptakan sendiri.
Berabad-abad setelah zaman Yesaya, umat Tuhan kembali hidup dalam kesesakan. Mereka berada di bawah kekuasaan bangsa asing, dan suara kenabian tidak terdengar lagi selama bertahun-tahun lamanya. Mungkin mereka berpikir, “Mungkin kali ini Allah benar-benar meninggalkan kita. Mungkin ini sudah berakhir.”
Namun terang kembali datang. Allah sekali lagi mendekat—bukan dalam murka, melainkan melalui kelahiran seorang bayi yang akan menjadi terang bagi seluruh dunia. Terang itu adalah Yesus Kristus. Karena itu, pada masa Adven ini, dan dalam setiap musim hidup kita, pertanyaan sesungguhnya bukanlah apakah kegelapan itu ada, tetapi apakah terang itu telah terbit di dalam hati kita—atau justru kita membiarkan kegelapan dosa semakin menguasai?
Kabar baik Natal adalah bahwa Allah dalam Alkitab adalah Allah yang penuh kasih karunia. Ia datang masuk ke dalam kegelapan dan kekosongan hati kita untuk membawa terang-Nya, sukacita-Nya, dan damai-Nya. Jika hari ini Anda sedang berjalan dalam kegelapan—karena rasa bersalah, luka batin, kegagalan, ketakutan, atau dosa—ingatlah bahwa Kristus datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk menebus. Dialah terang yang bersinar atas orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan.
Di dalam Kristus, terang Allah telah datang kepadamu. Harapan, sukacita, dan damai sejahtera tersedia bagimu. Saat kita berjalan dalam kegelapan hidup kita sendiri atau kegelapan dunia yang menekan kita dari luar, Allah tidak takut dan tidak kalah oleh kegelapan. Dalam Yesus, Dia dekat. Dengan Roh Kudus-Nya, Dia memimpin kita kembali kepada terang.
Biar terang-Nya bersinar atas hidupmu. Pandanglah Yesus, datanglah kepada terang-Nya, dan berjalanlah dalam terang itu.
Refleksi
Bacalah Yohanes 8:12-20 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 28-29; Lukas 10:1-24