TANDA KESALEHAN SEJATI

Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. 1 Petrus 5:5

 

Kesalehan sejati tumbuh di tanah kerendahan hati. Kita mungkin memiliki karunia yang luar biasa, bahkan tampaknya berguna—tetapi semua itu tidak ada artinya jika kita tidak memiliki kerendahan hati. 

 

Jadi, apakah kerendahan hati itu? Kerendahan hati yang sejati terungkap dalam ketidakmampuan kita memenuhi standar Allah karena dosa dalam diri kita, sehingga kita datang terus-menerus kepada Allah dengan hati yang bertobat dan menyadari diri kita sangat membutuhkan pertolongan Allah setiap hari, untuk setiap kesempatan. Kerendahan hati terletak pada pemahaman bahwa kebutuhan kita akan Yesus dan kuasa-Nya yang mengubah hidup bukanlah sebagian; melainkan total. Seperti yang Yesus sendiri katakan kepada kita, “Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Kerendahan hati mengakui bahwa setiap napas yang kita hirup, semua yang kita miliki, dan semua keberadaan kita adalah hasil dari kasih karunia dan kebaikan Allah kepada kita. 

 

Kerendahan hati berarti melayani daripada dilayani. Kerendahan hati berarti memberi daripada menerima. Kerendahan hati berarti menanggapi kepemimpinan orang lain alih-alih selalu memaksakan kepemimpinan kita sendiri. Kerendahan hati berarti menyesuaikan diri dengan pengaturan orang lain alih-alih menuntut setiap orang agar menyesuaikan diri dengan pengaturan kita. Namun, kerendahan hati orang-orang yang melayani Kristus bukan sekadar tidak ada kesombongan atau sadar akan keterbatasan kita. Lawan dari mencintai diri sendiri bukanlah merendahkan diri sendiri, tetapi mencintai Allah. Jawaban atas kesombongan kita bukanlah membenci diri sendiri atau menyangkal karunia yang telah Allah berikan kepada kita; melainkan menguatkan fokus kita kepada Tuhan, mengakui, seperti yang dikatakan pemazmur, bahwa Allah telah meninggikan nama-Nya dan firman-Nya di atas segala sesuatu (Mazmur 138:2). 

 

Satu-satunya orang yang pada akhirnya akan diangkat Allah adalah orang-orang yang rendah hati—mereka yang telah menyadari siapa mereka, betapa besar kebutuhan mereka akan Allah. Melalui nabi Yesaya, Allah menyatakan, “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati” (Yesaya 57:15, penekanan ditambahkan). Kemudian, Dia menambahkan, “Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku” (Yesaya 66:2).

 

Arahkan pandangan Anda pada Tuhan Yesus, dan Dia akan memerhatikan Anda. Anda tidak menciptakan diri sendiri. Anda tidak menyelamatkan diri sendiri. Anda tidak memberikan karunia kepada diri Anda sendiri. Anda sepenuhnya bergantung pada kasih karunia Allah. Pandanglah Dia, dan Dia akan mengangkat Anda. Dan ketika Anda tahu diri Anda terangkat dalam pandangan kasih-Nya, maka Anda siap untuk melayani umat-Nya dengan semua yang telah Dia berikan kepada Anda.

 

 

Refleksi

Bacalah Lukas 1:46-55 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 35–36Matius 5:1-26

Truth For Life – Alistair Beg