Pembacaan : Markus 12 : 28 - 34

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yehezkiel 33 - 36

 

Kita dirancang untuk menjadi makhluk sosial, untuk hidup dalam komunitas vertikal dengan Allah dan komunitas horizontal dengan orang lain. Tetapi kita dapat mengetahui kebahagiaan sejati dari cinta manusia hanya jika cinta kepada Allah pertama-tama menguasai hati kita. Hanya ketika Dia berada di tempat yang tepat di hati kita, orang-orang dapat berada di tempat yang tepat dalam hidup kita. Jika cinta kepada Allah bukanlah tempat di mana Anda menemukan tempat peristirahatan Anda, Anda membutuhkan hubungan manusia terlalu banyak dan Anda meminta orang untuk melakukan untuk Anda apa yang hanya dapat dilakukan oleh Juruselamat Anda. Anda berusaha menemukan identitas Anda dan rasa aman terdalam dalam penerimaan dan cinta manusia. Ini tidak pernah berhasil karena tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup Anda. Dalam beberapa hal, semua orang di sekitar Anda akan mengecewakan Anda. Dalam beberapa hal, setiap hubungan dalam hidup Anda akan mengecewakan Anda. Dalam berbagai cara dan pada titik tertentu, Anda akan berdosa. Tidak ada manusia biasa yang memenuhi syarat untuk menjadi mesias pribadi Anda!

Jika Allah tidak di tempat yang semestinya di hati dan hidup saya, coba tebak siapa yang saya tempatkan di tempat-Nya? Jawabannya tentu saja diri saya. Saya membuat hubungan saya semua tentang saya. Alih-alih cinta kepada Allah membentuk hubungan saya dan memotivasi saya untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang saya lakukan, cinta diri sendiri mendorong saya. Alih-alih menjadi pelayan yang sabar dalam hubungan itu, saya hidup di dalamnya sebagai raja yang menuntut. Dan karena Allah tidak menjadi pusat pikiran dan keinginan saya, saya berharap untuk mendapatkannya dari orang-orang dalam hidup saya, apa yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Ini selalu mengarah pada kekecewaan dan kepahitan dalam hubungan. Jadi saya berdoa lebih keras dan berusaha lebih keras untuk membuat hubungan menjadi sesuatu yang bukan seharusnya. Saya mencari bantuan kepada Allah, tetapi apa yang sebenarnya saya minta kepadaNya untuk dilakukan adalah mengganti diri-Nya dengan mesias lain dalam hidup saya yaitu mesias yang dapat saya lihat, dengar, dan sentuh. Ini adalah sumber dari begitu banyak disfungsi relasional dan sakit hati.

Tetapi gambaran ini juga merupakan argumen utama untuk kebutuhan kita akan kasih karunia. Dosa memang membuat kita terlalu fokus pada diri sendiri. Dosa memang menyebabkan kita hidup dalam hubungan lebih seperti raja daripada pelayan. Dosa memang menyebabkan kita melupakan Allah dan mengangkat orang-orang dalam hidup kita ke peran penyelamat. Dosa memang membuat kita mempertanyakan kebaikan Allah karena Dia tidak menempatkan mesias kecil yang sempurna ini dalam hidup kita. Dosa memang menyebabkan kita mendambakan cinta manusia lebih dari kita merayakan cinta abadi Allah. Hanya ketika kita secara bertahap dibebaskan dari ikatan dengan diri kita sendiri, barulah kita mencintai Allah sebagaimana seharusnya; dan sebagaimana kita mencintai Allah sebagaimana mestinya, kita mencintai manusia dengan cara yang telah Allah rancang. Ada anugerah yang luar biasa untuk hal ini. Allah menganugerahkan kepada kita kasih abadi-Nya yang mengubahkan sehingga melalui kasih itu kita akan menjadi orang yang menemukan ketenangan dalam kasih-Nya, dan karena kita melakukannya, kita kemudian dapat mencintai orang lain dengan baik.

 

Mungkin hari ini Anda merindukan Yesus yang akan memberi Anda seseorang untuk dicintai.  Namun sesungguhnya Dialah yang menjadi apa yang Anda butuhkan, Raja Juruselamat Anda yang berdaulat.