Pembacaan : Roma 12:14–21

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yehezkiel 29 - 32

 

 

Siapa di antara kita yang tidak pernah menginginkan pembalasan? Allah telah menempatkan keinginan akan keadilan di setiap hati kita. Jadi ketika kita menghadapi ketidakadilan, sangat menggoda untuk melakukan keadilan dengan tangan kita sendiri. Kita melihatnya pada anak kecil, yang ketika dipukul, langsung membalas. Kita melihatnya pada remaja yang dipermalukan di depan umum oleh seorang teman; dia tidak hanya menyingkirkan teman itu dari hidupnya, tetapi juga mencari cara untuk membuat dia malu. Kita melihatnya dalam sebuah pernikahan, ketika salah satu pasangan membalas pasangannya dengan mendiamkannya selama beberapa hari karena dia telah disakiti. Kita benar-benar merasa lebih mudah untuk berperang daripada berdamai, dan kita sering berharap bahwa Allah akan berperang dengan orang lain atas nama kita.

Renungkan bagaimana Paulus membahas topik ini dalam Roma 12:14–21:

 

Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

 

Dasar dari perikop ini adalah janji Allah bahwa Dia akan menegakkan keadilan-Nya yang benar dan melakukan pembalasan dendam. Ini tidak berarti bahwa Yesus adalah jaksa Anda. Allah tidak menjanjikan bahwa Dia akan melakukannya sedemikian rupa sehingga Anda akan mengetahuinya atau melihatnya. Dia tidak berjanji bahwa dia akan melakukannya sesuai dengan jadwal Anda. Dia tidak berjanji bahwa Dia akan meninggalkan belas kasihan-Nya demi keadilan-Nya. Tapi Dia berjanji akan membalasnya. Ketika Paulus berkata, “Serahkan pada murka Allah,” dia pada dasarnya mengatakan, “Berhentilah mencoba melakukan pekerjaan Allah, dan percayalah Dia akan melakukan apa yang telah Dia janjikan.” Anda dapat mempercayainya karena Dia adalah Raja Juru Selamat Anda yang berdaulat. Jadi, apa artinya ini buat kita? Secara praktis ini berarti:

 

1. Jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.

2. Berusahalah untuk hidup damai dengan semua orang.

3. Atasi kejahatan dengan kebaikan.

 

Tak satu pun dari kita memiliki kekuatan karakter untuk hidup dengan cara ini. Bahkan kejahatan yang dilakukan kepada kita menunjukkan kedalaman kebutuhan kita akan rahmat Allah. Syukurlah, anugerah itu milik Anda!

 

Mungkin hari ini Anda menginginkan Yesus sebagai jaksa, yang akan menuntut semua orang yang telah membuat hidup Anda sulit. Dia hanya akan menjadi Raja Juru Selamat yang berdaulat.