Baca: Yohanes 8:2-11
... Ia pun bangkit berdiri
lalu berkata kepada mereka, “Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah
ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yohanes 8:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Titus 1-Filemon 1
Malam kian larut. Antrean masih tiga orang lagi. Dalam hati saya menggerutu,
petugas rumah sakit yang mengatur para penjenguk ini lamban sekali. Ketika
giliran tiba, petugas–yang ternyata cacat mental–menyambut dengan suara
terbata-bata sambil meminta maaf karena itu adalah hari pertamanya bertugas.
Kejengkelan saya lenyap berganti perasaan iba. Sekaligus malu. Terbayang
bagaimana perasaan petugas itu ditunggu orang dengan wajah mendongkol seperti
saya.
Manusia cenderung gagal menempatkan diri pada posisi orang lain, lalu mudah
menghakiminya. Tuhan Yesus mengajukan tantangan telak pada orang-orang yang
menyeret perempuan yang dipermalukan karena kedapatan berzinah. Dia menantang
mereka untuk menempatkan diri pada posisi perempuan itu, “Apakah aku bukan
seorang berdosa juga? Lebih sucikah aku daripada dirinya?” Kerumunan itu bubar.
Tak satu pun orang segarang beberapa menit sebelumnya. Satu per satu mereka
pergi dengan rasa malu.
Bahasa Inggris mengenal ungkapan, “Jikalau kakimu mengenakan sepatuku, apa yang
akan kaulakukan?” Betapa sering kita berucap dan bertindak tanpa menghiraukan
perasaan orang lain. Kita menilai dan mencelanya tanpa mengerti kenapa ia
berlaku begitu. Padahal, di balik semua sikap dan perbuatan manusia tersimpan
banyak cerita. Bayangkan wajah kehidupan ini andaikan mendengar dan mengerti
mendahului bicara dan sikap gampang menghakimi. Konflik pasti berkurang.
Kesalahpahaman diperkecil. Permusuhan pun tak mudah beroleh tempat di antara
kita.
NILAI SUATU BUKU MENGHENDAKI KITA
MEMBACA SELURUH ISINYA;
PAHAMILAH SESEORANG SEUTUHNYA SEBELUM MENGHAKIMINYA