JANJI DAN BERKAT
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Kejadian 12:1-3
Anak-anak punya cara untuk menyusup ke dapur dan membuat kerepotan saat makan malam sedang disiapkan. Terkadang orang tua merasa ingin berteriak, “Kenapa kalian semua tidak keluar dari dapur? Pergi sana!"
Di menara Babel, orang-orang melakukan lebih dari sekadar melakukan sesuatu yang merepotkan; mereka berpaling dari Allah. Bertekad untuk memiliki kerajaan sendiri, mereka membangun menara dan mencoba mencapai langit untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan dengan kekuatan mereka sendiri. Akibat pemberontakan ini, Allah mendatangkan penghakiman dengan mengacaukan bahasa mereka dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Kejadian 11:1-9).
Sebagai “orang tua” dari “anak-anak yang nakal” ini, Allah bisa saja mengusir orang-orang itu dan membiarkan mereka binasa. Namun Dia tidak melakukannya.
Untuk menunjukkan anugerah-Nya, pada generasi berikutnya Allah mulai memperbaiki apa yang rusak. Dia berbicara kepada seorang pria tua kafir yang tidak memiliki anak bernama Abram, yang ironisnya namanya berarti “ayah yang dimuliakan,” dan Dia berjanji untuk membalikkan dampak penghakiman-Nya di Babel. Orang-orang di sana bertujuan untuk membuat nama mereka terkenal. Allah akan menjadikan Abram besar. Mereka berusaha membangun kerajaan mereka sendiri. Allah akan menjadikan kaum Abram menjadi bangsa yang besar. Mereka berencana mencari berkat di dunia tanpa Allah. Allah akan mendatangkan berkat ke bumi melalui keluarga Abram. Dosa akan dihilangkan dan akibat-akibatnya akan hilang berkat campur tangan Allah.
Dalam perjanjian inilah Allah mengambil Abram dan menjadikannya Abraham, “bapa banyak orang,” sebagaimana Dia berjanji untuk memperluas anugerah-Nya kepada hamba-Nya yang terpilih ini dan generasi mendatang yang tersebar di seluruh bumi.
Janji Allah kepada Abraham merupakan ekspresi awal dari janji Injil. Dia membuat janji kepada Abraham, dan keturunan Abraham kemudian menerima berkat tersebut. Namun mereka pada akhirnya akan menyadari bahwa janji dan berkat itu mencakup semua orang yang percaya kepada Yesus: “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus….Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Galatia 3:26, 29). Jadi, meskipun janji-janji yang Allah berikan kepada Abraham sebagian digenapi di dalam bangsa Israel di Perjanjian Lama, janji-janji tersebut pada akhirnya digenapi dalam InjilYesus Kristus dan di dalam umat-Nya.
Dengan melihat sekilas betapa besarnya pemenuhan ini, hidup Anda akan berubah selamanya. Jika Anda berada di dalam Kristus saat ini, janji yang Allah buat kepada Abraham mencantumkan nama Anda di dalamnya. Anda adalah warga negara surga dan melayani raja keturunan Abraham yang disebut Yesus. Apa yang Allah mulai ketika Dia berbicara kepada Abram telah mencakup Anda ketika Allah memanggil manusia kembali ke kerajaan-Nya, untuk menikmati Dia secara langsung selamanya. Apa pun yang terjadi pada Anda saat ini, dengan iman Anda adalah anak Allah, anggota keluarga Abraham, dan pewaris janji-janji mulia ini.
Refleksi
Bacalah Kejadian 11:1-9; 12:1-9 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : 1 Tawarikh 1-3; Yudas
Truth For Life – Alistair Beg