KISAH PEMELIHARAAN ALLAH

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kejadian50:20

 

Anak-anak yang menyayangi kakeknya cenderung menyukai cerita kakeknya. Sebagai kakek Yusuf, Ishak pasti mempunyai kesempatan untuk duduk bersamanya dan menyampaikan estafet cerita demi cerita tentang pemeliharaanAllah —menyampaikan kebenaran ke dalam kehidupan cucunya. Anda dan saya hanya dapat membayangkan betapa Yusuf pasti menghargai cerita dan pengajaran Ishak. Namun kebaikan Allah terhadap keluarganya di generasi-generasi yang lalu nampaknya tetap menjaga Yusuf bahkan di saat-saat paling menyakitkan sekalipun, karena dia selalu sadar bahwa Allah memegang kendali. Tentu saja Yusuf sedang belajar untuk berkata, seperti yang kemudian dinyanyikan oleh pemazmur, “Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!” (Mazmur 27:13).

 

Yusuf diberikan kesempatan demi kesempatan untuk menyaksikan pemeliharaan Allah. Saat berusia 17 tahun, dia melihat Allah bekerja bahkan di tengah kebencian saudara-saudaranya. Saran Ruben agar mereka memasukkannya ke dalam lubang pada akhirnya menyelamatkan nyawanya, tetapi campur tangan Allahlah yang memberi ide kepada Ruben dan memungkinkan saudara-saudara Yusuf untuk mengikuti rencananya.

 

Tak lama kemudian, kafilah Ismael tiba pada waktu yang tepat, seolah-olah atas perintah ilahi (yang memang terjadi!) Mereka menjalankan urusan mereka seperti biasa; mereka bisa saja memandang Yusuf dan berkata, Lupakan saja. Kita tidak membutuhkannya. Namun Allah menetapkan bahwa mereka akan membeli Yusuf.

 

Dalam setiap kasus, Allah menggunakan kepentingan egois dan keinginan orang lain sebagai alat untuk menyelamatkan nyawa Yusuf, dan pada akhirnya nyawa banyak orang.

 

Kebenaran dari Kejadian 50:20 adalah fondasi kehidupan Yusuf: meskipun saudara-saudaranya bermaksud jahat, Allah bermaksud baik—dan niat Allah selalu menang. Ayah Yusuf di bumi mungkin ada di Kanaan, namun Bapa surgawinya ikut bersamanya ke Mesir. Jalannya mungkin telah dialihkan oleh rasa iri saudara-saudaranya, nafsu istri Potifar, kemarahan Potifar, dan keegoisan juru minuman, namun hal itu terutama diarahkan oleh Allahnya, demi kebaikan umat-Nya.

 

Apakah kita menghargai kebenaran tentang Allah ini, seperti yang dilakukan Yusuf? Allah akan mencapai tujuan-Nya, bahkan ketika kita tidak tahu ke mana tujuan kita atau apa yang sedang Dia lakukan. Inilah harapan kita dalam segala keadaan. Maka, ketika uijan datang, kita tidak boleh menghindarinya, karena kita tahu bahwa uijan itu diijinkan Bapa yang baik dengan tujuan mengerjakan rencana-Nya untuk menyelamatkan dan mendukung umat-Nya. Kita melihat kebaikan Allah dalam kehidupan keluarga rohani kita di generasi-generasi yang lalu—dalam Kitab Suci dan sepanjang sejarah gereja. Anda dapat yakin bahwa dalam semua hari-hari dan keraguan Anda, dalam semua ketakutan dan kegagalan Anda, dalam semua hubungan Anda yang retak dan mimpi-mimpi Anda yang hancur, Anda tetap berada di bawah pemeliharaan-Nya.

 

Refleksi

Bacalah Kejadian 49:28 – 50:21 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Hakim-Hakim 11-12: Yohanes 4: 31-54

Truth For Life – Alistair Beg