Pembacaan : Pengkhotbah 1
Bacaan Alkitab Setahun : Ulangan 32-34
"Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. (Pengkhotbah 1:2)
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46)
LEBIH DARI SEBUAH ARGUMEN. Semakin kita menghilangkan Allah dari gambar besar kita, semakin kita akan merasa hal-hal tidak berarti. Kejadian 3:16-19 memberi tahu kita bahwa ketidakpuasan dan kebosanan adalah bagian dari hukuman dosa. Dan sisa Alkitab memberi tahu kita bahwa jika kita mati terasing dari Allah, kita hidup selamanya dalam kekekalan, mengalami kesia-siaan dan kehausan rohani yang tak berkesudahan dan mengerikan (Lukas 16: 22–25). Apa harapan kita menghadapi hal ini? Pengkhotbah memberi kita penalaran filosofis yang provokatif, tetapi Allah tidak hanya memberi kita argumen. Ketika di kayu salib Yesus berseru, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Dia mengalami kesia-siaan kosmik karena tidak memiliki Allah dalam hidup-Nya. Yesus menanggung kutukan untuk kita. Dia menerima kesia-siaan tak terbatas yang pantas kita terima sehingga kita bisa diampuni dan dipeluk oleh Allah. Melalui iman kepada Yesus Anda dapat menjalani kehidupan yang berpusat pada Allah. Anda dapat mengetahui bahwa setiap tindakan adalah cara untuk menghormati-Nya dan setiap peristiwa adalah bagian dari rencana baik-Nya untuk Anda. Jadi semuanya penting.
Yesus mengaku sebagai gembala yang baik. Apa "lembah kekelaman" yang Anda hadapi di mana Anda membutuhkan Dia untuk berada di sisi Anda?
Doa: Tuhan, Engkau menderita dalam kegelapan untukku agar aku bisa hidup dalam terang. Engkau mengalami kesia-siaan kosmik sehingga apa yang aku lakukan sekarang diperhitungkan selamanya. Bagaimana aku bisa cukup mengasihi dan memuji Engkau? Aku tidak bisa—tetapi mampukan aku untuk memulai. Amin.