Pembacaan : Matius 6 : 5 - 15

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Matius 27 - 28

 

 

Ketika Anda memikirkan doa, apa yang terlintas dalam pikiran Anda, apa yang Anda inginkan dari Allah, dan permintaan apa yang mendominasi kehidupan doa Anda?

Doa yang benar adalah persimpangan antara penyerahan dan ucapan syukur. Doa lebih dari sekadar menyerahkan daftar keinginan kepada Allah dan memberi tahu Dia bahwa Anda bersyukur Dia ada dan memiliki kuasa untuk mengabulkan doa. Doa semacam ini menempatkan Anda di pusat dan, merendahkan Allah menjadi pelayan ilahi. Bukan Dia yang Anda inginkan. Bukan hikmat-Nya yang Anda butuhkan. Bukan kasih karunia-Nya yang didambakan hati Anda. Doa yang isinya permintaan saja pada dasarnya berkata, “Saya tahu apa yang terbaik untuk hidup saya dan saya akan menghargai jika Allah mau menggunakan kuasa-Nya untuk mengabulkan permintaan saya” Anda berdoa seperti ini ketika Anda lupa bahwa Allah, yang adalah Pencipta dan Juru Selamat, tahu jauh lebih banyak daripada yang Anda lakukan dan butuhkan. Namun, lebih dari itu, doa semacam ini membuat hidup menjadi tentang keinginan Anda, kebutuhan Anda, dan perasaan Anda. Ini sebenarnya bukan doa. Dalam doa yang benar, Anda menyerahkan tuntutan hidup Anda kepada rencana dan tujuan Allah yang lebih besar dan bijaksana. Anda menyerahkan kehendak Anda pada kehendak-Nya. Bukan Allah yang menyetujui daftar Anda, tetapi Anda menyerahkan hidup Anda kepada-Nya.

Jadi, doa adalah ucapan syukur. Dan dalam doa maka Anda dipenuhi sukacita karena memiliki Bapa surgawi. Anda menemukan sukacita karena Dia telah memilih untuk memberi Anda kerajaan-Nya. Anda terpesona oleh kenyataan bahwa dia menggunakan kuasa-Nya yang maha kuasa untuk memenuhi kebutuhan Anda. Anda mensyukuri pengampunan, penyelamatan, transformasi, pemberdayaan, dan pemberian kasih karunia. Anda menemukan sukacita karena diikutsertakan dalam karya penebusan-Nya. Anda menemukan harapan di masa depan gemilang yang akan datang. Anda kagum dengan kenyataan bahwa Immanuel telah mengubah hidup Anda dengan kasih karunia-Nya sehingga Anda tidak pernah sendirian. Anda menemukan kedamaian dalam kenyataan bahwa kasih karunia tidak membiarkan Anda bergantung pada kebijaksanaan, kebenaran, dan kekuatan Anda sendiri. Anda merenungkan kemuliaan dan kebaikan Allah, kemudian mensyukurinya. Anda bersukacita karena Anda tidak lagi harus mencari kehidupan dalam diri orang, situasi, dan lokasi di sekitar Anda, tetapi Anda telah diberi kehidupan yang kekal.

Apakah doa yang benar termasuk meminta kepada Allah? Tentu saja. Allah mendorong kita untuk menyerahkan perhatian kita pada-Nya, karena Dia benar-benar peduli pada kita. Namun, permintaan doa yang benar selalu dalam konteks penyerahan dan ucapan syukur. Penyerahan dan ucapan syukurlah yang membuat permintaan kita tidak egois atau penuh dengan keluhan. Doa semacam ini adalah alat anugerah Allah dalam hidup Anda. Saat Anda menempatkan Allah di tempat yang tepat dan mensyukuri posisi Anda sebagai anak-Nya, doa menjadi alat yang digunakan Allah untuk membebaskan Anda dari belenggu. Itu baru anugerah!

 

Doa adalah meninggalkan kehidupan yang menuntut dan mengeluh, mengakui berkat yang tidak selayaknya diperoleh, dan menyerahkan diri saya pada kehidupan yang penuh syukur.