Baca: Daniel 6:1-28
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. (Daniel 6:11)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 37-39
Setiap warga negara yang baik mempunyai kewajiban untuk mematuhi beragam peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara khusus kita orang Kristen telah diajarkan untuk “takluk kepada pemerintah yang di atasnya”. Kita meyakini bahwa pemerintah di dunia berkuasa atas kita, untuk menciptakan ketertiban. Namun, bagaimana jika peraturan tersebut berisikan larangan untuk beribadah kepada Tuhan? Apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan tetap beribadah kepada Tuhan atau tidak?
Situasi ini dialami oleh Daniel. Ia adalah seorang pegawai tinggi di kerajaan Persia. Namun, hal itu mendatangkan kebencian pegawai raja yang lain dan mereka merencanakan sesuatu yang jahat kepada Daniel. Mereka mengajukan sebuah peraturan untuk disetujui raja, yaitu melarang semua orang beribadah kepada dewa lain, kecuali kepada raja. Jika ada yang melanggar, maka ia harus dihukum dengan masuk ke dalam gua singa. Namun Daniel tidak menjadi gentar. Ia tetap berdoa. Jendela-jendelanya tetap terbuka ke arah Yerusalem di mana Bait Suci pernah berdiri. Sekalipun itu mengancam hidupnya, Daniel tidak membiarkan apa pun menghalangi dirinya untuk terus memanjatkan permohonan-permohonannya kepada Allah.
Kita tidak boleh membiarkan apa pun menyebabkan kita mengabaikan doa dan ibadah kita kepada Allah setiap hari. Meskipun pemerintah yang berkuasa membuat aturan yang membatasi karier atau usaha kita, hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus harus tetap kita pertahankan.
ORANG BERIMAN AKAN TETAP BERDOA,
MESKIPUN ITU AKAN MEMBUAT ORANG LAIN MEMBENCINYA