Baca: Mazmur 44:1-8
Sebab bukan kepada panahku aku
percaya, dan pedangku pun tidak memberi aku kemenangan. (Mazmur 44:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ibrani 8-10
Rina menjadi sombong setelah meraih medali emas Olimpiade Fisika SMA tingkat
nasional. Lulus dengan nilai terbaik, ia diterima di universitas pilihannya.
Saat kuliah, ia berhasil merakit robot yang dipresentasikan ke dalam kontes
bergengsi di luar negeri. Sayangnya, kesombongan malah membuatnya menjauh dari
Tuhan dan tidak menjaga diri dalam pergaulan. Ia terjebak dengan pergaulan
bebas dan penyalahgunaan narkoba yang membuatnya tergolek di panti
rehabilitasi.
Mazmur 44 berisi ratapan Israel atas tangan Allah yang menindas mereka.
Pemazmur mengingat kesetiaan Allah pada masa lalu (ay. 1-2). Mereka
membandingkan bahwa Allah yang dulu tidak sama dengan Allah yang sekarang;
Allah yang sekarang seakan-akan membiarkan umat kesayangan-Nya dicelakai bangsa
asing (ay. 3). Mereka sadar bahwa sumber kemenangan mereka hanyalah Allah (ay.
6-7), bukan dari pencapaian mereka. Ketidaktaatan ini berawal dari kesombongan
mereka yang merasa lebih unggul dari Allah. Penindasan bangsa lain terhadap
Israel biasanya dipakai Allah untuk menolong mereka sadar dan kembali mengingat
Allah.
Ukuran kesuksesan manusia itu biasa terlihat dari kerja keras, bakat alamiah
dan koneksi. Namun, itu semua tidak kekal. Pencapaian itu bisa hilang dan tidak
berguna jika kita melupakan Allah. Panah dan pedang, kata pemazmur, tidak bisa
membantu kita menang dalam kehidupan. Apakah selama ini kita sadar bahwa
bergantung pada kesuksesan itu adalah sia-sia?
BERGANTUNGLAH
SEPENUHNYA PADA ALLAH, BUKAN PADA KESUKSESAN