Baca: Amsal 2:1-22
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya. (Amsal 2:7)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Yosua 4-6



Seorang anak berdusta kepada gurunya, mengaku tidak membawa buku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR), padahal PR itu memang tidak dikerjakannya. Si guru percaya. Merasa berhasil, dustanya berkembang. Ia berbohong juga pada orang tuanya. Bukan hanya tentang PR, melainkan juga hal-hal lain, seperti uang jajan, uang sekolah, dan kegiatan sekolah. Ketika orang tuanya dipanggil karena dusta si anak mulai terendus, barulah ia mengaku dengan jujur. 

Orang yang berdusta untuk sementara waktu dapat saja merasa aman karena berhasil menutupi sesuatu. Namun, orang jujur akan terbiasa menghadapi realitas dan konflik, bertahan pada masa-masa sulit, dan menemukan jalan keluar untuk persoalan yang dihadapinya. Ayat-ayat yang kita baca hari ini berisi ajakan-ajakan mencari hikmat. Dan, bila diperhatikan dengan saksama, akibat dari pencarian hikmat itu adalah kejujuran. Karenanya, menjelang akhir penulis menyatakan, “Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ” (ay. 21). 

Semakin sering kita berdusta, kita mungkin merasa nyaman bisa membuat orang percaya dengan dusta kita. Tapi ingat, dusta akan membuat kita menjadi tidak apa adanya. Lalu suatu waktu, ketika dusta kita sudah menumpuk-numpuk, kita pun jadi kesulitan mengenali siapa diri kita sebenarnya. Dan, dalam taraf yang lebih mengerikan, kita bisa saja tidak tahu dengan apa yang sebenarnya kita inginkan.


DUSTA MEMBUAT ANDA MENJADI ORANG LAIN,
KEJUJURAN MEMBENTUK ANDA MENJADI DIRI SENDIRI