Pembacaan : Amsal 29
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Markus 4-5
Orang yang mencintai hikmat menggembirakan ayahnya, tetapi siapa yang bergaul dengan pelacur memboroskan harta. (Amsal 29:3)
ANAK YANG HILANG. Amsal memberi kita sedikit harapan bahwa generasi muda yang menempuh jalan kebodohan bisa kembali lagi. Namun ayat ini mirip dengan perumpamaan Yesus tentang Anak yang Hilang (Lukas 15:11-33). Anak bungsu dalam cerita Yesus adalah seorang yang bodoh. Menolak hikmat dan mendatangkan duka bagi ayahnya, ia “memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur,” (Lukas 15:30). Namun dalam perumpamaan Yesus ini, dua hal yang bertentangan menjadi satu—seseorang yang dulunya bersama wanita-wanita jalang, kini menjadi anak yang membawa sukacita bagi ayahnya (Lukas 15:22–24).
Bagaimana perubahan seperti itu mungkin terjadi? Jawabannya ada pada Yesus sendiri. Yesus adalah sahabat orang berdosa dan menyatakan bahwa pelacur bisa masuk ke dalam kerajaan surga (Matius 21:32). Dia menjadi lemah dan dihina, Dia berdiri di tempat kita dan menerima hukuman dan cambuk yang pantas diterima oleh orang bodoh (Amsal 26:3), sehingga Dia dapat mengampuni dan menarik orang yang paling berdosa dan bodoh untuk datang kepada-Nya. Tak heran salib adalah hikmat sejati namun terlihat seperti kebodohan bagi dunia (1 Korintus 1:18–25).
Pernahkah Anda melihat perubahan haluan ini? Apa yang menyebabkan hal ini?
Doa: Ya Tuhan, kami mengerti betapa sulitnya ketika seseorang yang kami cintai atau bahkan diri kami sendiri merasa tersesat. Beri kami belaskasihan untuk berdoa bagi mereka. Bawa mereka pulang, bukan hanya ke rumah kami, tetapi juga menjadi bagian dari keluarga-Mu. Amin.