Baca: 2 Samuel 20:1-22
Kebetulan ada di sana seorang dursila, bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: “Kita tidak memperoleh bagian dari pada Daud. Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!” (2 Samuel 20:1)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Yeremia 4-6


Kemajuan teknologi kalau tidak bisa dimanfaatkan dengan bijak sungguh berbahaya. Seperti kemajuan alat komunikasi yang bisa memperpendek jarak antarmanusia, akan tetapi juga bisa merusak hubungan pertemanan. Saat ini banyak kasus yang ditangani kepolisian tentang pelanggaran Undang-Undang ITE. Banyak ujaran kebencian di media sosial yang sudah sangat berbahaya karena masuk ke masalah SARA, kalau dibiarkan berlanjut akan mengancam persatuan bangsa. 

Setelah kesatuan bangsa Israel hampir porak poranda oleh pemberontakan Absalom, ternyata kesatuan yang diharapkan pulih itu dirongrong oleh Seba bin Bikri. Seba mengadakan pemufakatan jahat untuk menjatuhkan kerajaan Daud. Ia menghasut para pemimpin suku Israel utara untuk memusuhi Daud, sehingga ada perselisihan antara wilayah utara dan selatan. Kasus Seba ini seperti mengulang kasus Absalom, yang juga menggunakan pengaruhnya untuk memecah bangsa itu. Di mata Daud, bahkan kasus Seba ini lebih berbahaya. Daud merasa perlu untuk menyingkirkan para penghasut karena dapat menghancurkan dan meruntuhkan negara. 

Perpecahan adalah hal yang sangat membahayakan. Negeri ini dibangun di atas keberagaman. Oleh karena itu semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Kepelbagaian yang disatukan. Indah sebetulnya, kalau keberagaman ini dirawat dengan baik. Satu-satunya sarana untuk merawatnya adalah cinta kasih. Walau kita berbeda, tetapi jika hubungan antar kita dilandasi dengan cinta kasih maka perbedaan akan saling melengkapi bukan menghancurkan.


PERSATUAN DAN KESATUAN DI TENGAH KEPELBAGAIAN
DAPAT MENCIPTAKAN KEKUATAN SUATU NEGARA