Pembacaan : 2 Timotius 2:22-26

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Markus 6 - 7

 

Tidak diragukan lagi bahwa hati kita akan dikendalikan oleh kasih kepada Allah di atas segalanya. Namun masalahnya, masih ada perang kasih di hati kita. Kasih terhadap dunia dan hal-hal yang ada di dunia masih menguasai hati kita. Kita melupakan Allah dan mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita harus memilikinya. Kasih kepada Allah bersaing di hati kita dengan cinta pada diri sendiri. Cinta kepada Allah berperang dengan keinginan kita akan cinta kepada orang lain. Hal-hal materi dan pengalaman fisik mengarahkan kasih dan motivasi kita. Ya, pertempuran masih berkecamuk.

Saya berharap saya bisa mengatakan ini tidak berlaku bagi saya, tetapi saya pun sama. Terkadang saya terlalu menginginkan kenyamanan, dan saya menjadi pria yang mudah tersinggung dan menggerutu karena saya tidak mendapatkan apa yang menurut saya pantas saya dapatkan. Kadang-kadang saya ingin menjadi benar, dan saya menjadi agresif dan argumentatif. Terkadang saya terlalu menginginkan rasa hormat dan kasih sayang orang lain, dan karena saya menginginkannya, saya terlalu dikendalikan oleh pendapat mereka. Kadang-kadang saya menetapkan hati saya pada hal-hal tertentu, dan saya merasa kehilangan sampai saya bisa mengatasinya. Terkadang saya ingin mengontrol, dan saya menjadi lebih menuntut daripada melayani. Terkadang saya terlalu menghargai kesenangan pribadi, dan saya menginvestasikan terlalu banyak waktu untuk mengejarnya. Kadang-kadang saya mendambakan kemuliaan ciptaan, dan saya makan lebih dari yang seharusnya.

Saya merasa sebagian besar hal yang saya inginkan dan peperangan memperebutkan tempat yang seharusnya ditempati kasih kepada Allah sebenarnya bukanlah sesuatu yang jahat. Hasrat untuk menjadi benar, dihormati, memiliki harta benda, memiliki kendali, mengalami kesenangan, atau makan makanan yang lezat pada dasarnya tidak jahat. Namun inilah hal yang perlu Anda dan saya ingat, tentang apakah peperangan kasih ini: keinginan untuk hal yang baik menjadi hal yang buruk ketika keinginan itu menjadi hal yang berkuasa. Ketika hal-hal baik menjadi pengendali, mereka mengendalikan kasih di hati kita dan kemudian membentuk kata-kata dan perilaku kita. Ketika ini terjadi, mereka mengambil tempat di hati kita yang seharusnya hanya dimiliki oleh Allah.

Anda lihat, kita selalu menempatkan kasih di hati kita pada sesuatu. Dan penting untuk diingat bahwa hanya ada dua tempat di mana kita dapat menginvestasikan kasih yang membentuk kehidupan yaitu pada Sang Pencipta atau pada ciptaan. Mengasihi ciptaan Allah yang agung itu tidak salah, tetapi dikuasai oleh kasih itu adalah bencana rohani. Jadi, inilah argumen lain untuk kebutuhan kita akan kasih karunia yang telah diberikan kepada kita. Kita semua memiliki hati yang berubah-ubah. Kita semua masih membutuhkan kasih karunia yang melindungi dan menyelamatkan. Syukur kepada Allah untuk anugerah yang telah diberikan!

 

Hari ini, sedang terjadi peperangan kasih di hati Anda. Apakah Anda akan dikuasai oleh kasih untuk Allah atau untuk kasih yang lain?