Baca: Matius 15:29-31
Orang banyak itu pun takjub … dan mereka memuliakan Allah Israel. (Matius 15:31)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 20-22
Arum dan Sekar mendekati perdu itu karena bunga indahnya. Keduanya terpekik. Daun-daunnya menguncup saat mereka menyentuhnya. Hal itu terjadi tiap kali mereka menyentuh daun-daun yang lain. Seruan takjub pun tak henti terucap dari mulut mereka. “Dasar anak-anak. Apa hebatnya putri malu?” gumam seseorang pelan. Rasa takjub menguasai hati saat orang dicengkam kekaguman. Kekanak-kanakankah itu?
Tuhan Yesus membebaskan banyak orang dari penyakit dan penderitaan (ay. 30). Menyaksikan hal itu, orang banyak dicengkam kekaguman. “Orang banyak itu pun takjub … dan mereka memuliakan Allah Israel.” (ay. 31). Sangat terasa, dalam ketakjuban mereka ada rasa kagum yang kuat, ada rasa hormat yang dalam. Rasa takjub itu membuat hati mereka terhubung dengan Allah, dan mendorong mereka memuliakan Allah.
Rasa takjub adalah anugerah amat berharga. Itu membuat Pemazmur berseru, “Langit menceritakan kemuliaan Allah” (Mzm. 19:2). Rasa takjub membuat kita tergetar oleh karya Allah, dan merasakan kasih-Nya. Rasa takjub menolong kita merasakan bahwa di balik hal yang amat sederhana pun ada tangan Allah yang luar biasa. Rasa takjub menolong kita merasakan kehadiran Allah, dan mensyukurinya.
Rasa takjub, yang menolong kita terhubung dengan Tuhan itu, menolong kita untuk tidak berhenti pada fakta, tetapi merasakan tangan Tuhan di balik fakta itu. Betapa gersang hidup ini jika rasa takjub tak lagi kita miliki. Kita patut mensyukuri rasa takjub itu, bukan merendahkan, apalagi mengingkarinya.
RASA TAKJUB MENOLONG KITA UNTUK TIDAK BERHENTI PADA FAKTA,
TETAPI MERASAKAN TANGAN SANG CINTA DI BALIK FAKTA ITU.—O.S. Raille