Pembacaan : Amsal 10
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Markus 8-9
Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan. (Amsal 10:15)
HARGAI TAPI JANGAN PERCAYA. Amsal banyak menyebutkan kata kekayaan. Dari seluruh ayat yang menyebutkan kekayaan di Amsal, setengahnya berbicara tentang bagaimana kita harus menghargai kekayaan, sedang setengah lagi adalah tentang jangan mempercayai kekayaan (Amsal 12:27, 13:7, 19:14, 29:3, lih. 19:4). Ini menunjukkan keseimbangan pendekatan hikmat terhadap uang. Masalah utamanya adalah bahwa uang dapat membuat orang kaya melihatnya sebagai rasa aman mereka, kota yang kuat, alih-alih memandang kepada Tuhan.
Namun tidak ada alasan untuk meromantisasi kemiskinan, karena kemiskinan adalah semacam perbudakan (Amsal 22:7). Abraham menjadi sangat kaya karena berkat Allah (Kejadian 20:14–16), begitu pula Yusuf, Ayub, dan Daud. Mengumpulkan kekayaan atau punya pendapatan besar tidaklah salah. Namun bagi mereka yang telah diberi banyak maka akan dituntut banyak. Orang kaya adalah pengelola atas kekayaannya, bukan pemiliknya. Dan Yesus dengan jelas melengkapi Amsal ini dalam pembicaraannya dengan anak muda yang kaya (Markus 10:17–31). Di sana Dia menunjukkan kepada kita betapa mudahnya kekayaan yang besar dapat menghancurkan kita.
Dimana Anda pernah melihat kekurangan uang berdampak buruk pada seseorang? Di mana Anda pernah melihat bahwa memiiki banyak uang malah berdampak buruk?
Doa: Bapa, seringkali mudah bagi kami, untuk terlalu mengutamakan uang dan enggan berbagi. Namun, Putra-Mu, Yesus, yang memiliki kekayaan sejati dan tak terbatas, tetapi dengan penuh kasih telah mengorbankan diri-Nya untuk kami semua. Kami berdoa agar Engkau memampukan kami untuk dapat memandang uang dengan cara yang benar dan murah hati dalam berbagi dengan sesama. Amin.