Baca: Yesaya 58:1-12
TUHAN akan menuntun engkau
senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering.... (Yesaya 58:11a)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Petrus 1-2
Saran untuk melakukan doa dan puasa memicu perdebatan di suatu gereja. Beberapa
orang berpendapat bahwa puasa adalah hal yang tidak perlu dilakukan oleh orang
percaya. Mereka beranggapan bahwa berpuasa itu sama dengan memaksa Allah untuk
mengabulkan sesuatu. Sementara sebagian lainnya percaya, walaupun sebagai orang
percaya kita sudah ditebus, puasa adalah jalan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan. Saat berpuasa, kita menjauhkan diri untuk sementara dari hal-hal
jasmani yang selama ini mencuri waktu bersama Tuhan. Manakah pandangan yang
tepat?
Dalam kitab Yesaya, Tuhan sendiri menentang puasa yang selama ini dilakukan
oleh umat-Nya karena mereka melakukannya tidak dengan tulus. Mereka tetap
menindas yang lemah (ay. 3), mereka tetap berselisih paham dan berkelahi (ay.
4). Tentu saja bukanlah hal demikian yang dikehendaki Allah. Apa gunanya
berpuasa sambil tetap melakukan hal-hal tercela! Allah tidak melihat puasa
kita, namun niat di baliknya. Apakah ada roti bagi yang lapar, kemerdekaan bagi
yang terjajah, dan pakaian bagi yang telanjang?
Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk berpuasa. Bahkan Yesus sendiri pun
melakukan puasa untuk lebih memahami kehendak Allah. Dan tujuan yang benar
tersebut memampukan-Nya untuk melawan Iblis yang menggoda. Hendaknya keputusan
kita untuk melakukan puasa didasarkan pada kerinduan untuk menjadi semakin
dekat dengan Dia yang kita kasihi, tanpa ada maksud bengkok yang mengiringi.
PUASA ADALAH KESEMPATAN UNTUK MEMAHAMI KEHENDAK ALLAH,
BUKAN KESEMPATAN UNTUK MEMAKSAKAN KEHENDAK KEPADA-NYA