Pembacaan : Amsal 2: 3 - 6

 

Bacaan Alkitab Setahun : Kejadian 49-50

 

Bagaimana Kita Menjadi Bijaksana?

 

ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. (Ams. 2:3–6)

 

MEMAHAMI PARADOKS. Dalam Amsal 2 sampai 4 banyak sekali pengajaran tentang bagaimana hikmat berkembang dan bertumbuh dalam diri kita. Pada awalnya kita dihadapkan pada sebuah paradoks. Hikmat adalah sesuatu yang harus kita cari. Sama seperti hikmat yang berseru kepada kita (1:20–21), demikian pula kita harus berseru kepada hikmat (2:3). Namun setelah 2:3–4 mengajak kita untuk berusaha sekuat tenaga mencarinya, sama seperti mencari harta terpendam, ayat 6 memberi tahu kita bahwa pada akhirnya hikmat adalah anugerah dari Allah. Gagasan ini terlihat di seluruh Alkitab. Filipi 2:12–13 memanggil kita untuk “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” tetapi juga menambahkan, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

 

Paradoks itu bijaksana. Jika semua terserah kita, kita akan berusaha keras karena cemas dan akhirnya kelelahan. Namun, jika Allah bekerja sendiri maka kita akan kehilangan inisiatif. Paradoks ini memberi kita jaminan yang cukup untuk mengejar pengenalan akan Allah sepanjang hidup kita.

 

Apakah Anda mengejar hikmat sebagaimana mestinya? Jika ya, apakah Anda sudah bersabar dengan waktunya Allah seperti yang seharusnya? Dia memberikan hikmat pada waktu-Nya.

 

Doa: Tuhan, Engkau memberi kami kesempatan untuk melakukan sesuatu dan keinginan untuk melakukannya—jadi ketika hal itu tergenapi kami harus mengakui itu semua dari-Mu. Namun Engkau menghendaki usaha terbaik kami, dan dalam usaha itu kami tumbuh menjadi serupa dengan putra-Mu, Yesus. Betapa luar biasanya Engkau, ya Allah. Amin.