Pembacaan : Amsal : 3: 34

 

Bacaan Alkitab Setahun : Kejadian 46-48

 

Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya. (Ams. 3:34)

 

PENCEMOOH. Si pencemooh “mengejek terus-menerus.” Kemampuannya untuk mengeluarkan hinaan dan makian tampak seperti suatu kepintaran. Di balik leluconnya, terdapat kepercayaan diri yang sangat tinggi akan pendapat dan kecerdasannya sendiri. Itulah sebabnya di ayat ini sang pengejek yang sombong dikontraskan dengan orang yang rendah hati.

 

Pengejek sangat berpengaruh di hadapan orang sederhana, mereka sering menjadi pemimpin bagi orang sederhana. Dalam budaya kita saat ini, orang yang paling dicari secara sosial adalah pencemooh dan penyangkal. Namun, tidak ada yang lebih buruk daripada meneladani para pencemooh, yang membuat Anda tidak bisa mengembangkan kesetiaan atau rasa hormat terhadap apa pun. Mereka melakukannya bukan dengan argumen yang tulus tetapi dengan komentar yang tajam, dan alis yang melengkung.

 

Penghakiman terakhir atas mereka sangat mengerikan dan pantas mereka terima: “Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh” (3:34). Ia “menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (1 Petrus 5:5). Teladan terbesar adalah bagaimana Allah datang ke dunia, bukan sebagai pencemooh yang sombong tetapi sebagai orang yang “lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29).

 

Apakah Anda memiliki teman atau orang yang Anda kagumi yang adalah pencemooh? Apakah Anda tertarik pada mereka karena sifat ini?

 

Doa: Tuhan, dunia memberitahu kami bahwa orang yang sangat percaya diri dan sombonglah yang mendapatkan rasa hormat, tetapi itu hanya sementara. Yang menabur akan menuai. Yang rendah hati akan dikasihi, dan pencemooh akan dicemooh. Tolong kami untuk mengingat ini sepanjang hari ini. Amin.