Baca: Roma 8:10-16
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” (Roma 8:15)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 9-12
Masih ingatkah Anda saat bayi Anda belajar mengucapkan sebuah kata? Ketika bayi saya berusia sekitar satu tahun, ia mulai menirukan suara yang didengarnya. Beberapa waktu kemudian, ia mulai mengucapkan satu dua kata. Saya ingat kata pertama yang diperdengarkannya adalah “papa, mama”. Sungguh berbahagianya hati ini ketika mendengar suaranya memanggil disertai tawa sukacita.
Fase yang dialami oleh bayi itu, menurut saya adalah sebuah masa yang menyajikan sebuah kualitas keistimewaan yang tidak akan muncul kembali ketika masa itu berlalu. Saat saya memikirkan sikap orang tua kepada seorang anak yang sedang belajar memanggil “papa”, saya belajar menghargai sebuah kenyataan bahwa Allah suka memilih kata “anak-anak” untuk menggambarkan hubungan kita dengan-Nya. Rasul Paulus menyatakan bahwa kita adalah anak-anak Allah dengan segala keistimewaan yang kita terima sebagai ahli waris kerajaan-Nya. Bahkan sebagai anak, kita memiliki hak untuk memanggil Dia, “Ya, Abba, ya Bapa!” Sebuah hubungan kedekatan yang sungguh manis.
Sebagai Bapa, Ia juga memperhatikan kehidupan kita yang sering kali dipenuhi ketakutan ketika menjalani kehidupan ini. Tatkala ia merasa dirinya dalam bahaya atau hatinya merasa tidak tenang, ia pun secara spontan memanggil “papa”. Panggilan itu cukup baginya untuk merasa yakin bahwa papanya akan bersegera memeluk, menopang, dan menyelamatkannya. Demikianlah saat kita memanggil-Nya, “Ya Abba, ya Bapa!” Kita pun yakin bahwa hidup kita menerima jaminan ketenangan dari-Nya.
TATKALA KITA MEMANGGIL ALLAH BAPA DI TENGAH KEKALUTAN HIDUP KITA,
KITA PERCAYA BAHWA IA SEDANG MENGGENDONG KITA