Pembacaan : Matius 6: 25 - 34

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yosua 11 - 13

 

Ini benar-benar adalah salah satu kata paling sembarangan yang pernah dipakai dalam budaya manusia. Jika kata butuh berarti “yang penting bagi hidup” maka sebagian besar yang kita bilang kita butuhkan sebenarnya tidak kita butuhkan. Anda tahu ini benar, jika Anda punya anak atau ada di sekitar anak-anak. Misalkan Anda adalah orangtua dan Anda membawa anak Anda ke mal . Saat Anda berjalan-jalan di mal, anak Anda melihat toko sepatu dan dengan segera ingin berbelok ke sana. Dengan wajah menempel di etalase toko, dia berkata, “Mama, aku buuuuuuutuuuuuuh sepatu itu.” Anda memandang kakinya, yang memakai sepatu bagus, dan Anda berkata: “Tidak, mama tidak akan membelikan sepatu itu. Sepatumu masih bagus.” Nah, ketika Anda berkata begitu, anak Anda tidak berpikir: “Aku punya ibu yang bijak. Dia melihat kebutuhanku yang tidak pada tempatnya, mengenali keinginanku yang egois dan menyelamatkanku dari diri sendiri.” Tidak, anak Anda akan marah terhadap Anda: “Mama selalu menolak permintaanku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa punya mama yang tidak suka membelikan sepatu buat anaknya.” Lalu anak Anda akan bersikap tidak kenal Anda selama kalian ada di mal.

 

Ketika Anda berkata kepada diri sendiri ada sebuah kebutuhan, ada tiga hal yang terjadi. Pertama, Anda merasa terikat dengan benda itu, karena itu adalah kebutuhan. Kedua, karena itu adalah kebutuhan, Anda merasa berhak untuk mendapatkannya. Dan ketiga, Anda lalu menghakimi kasih orang lain menurut kerelaan hatinya memberikan kebutuhan tersebut. Ini tidak hanya terjadi dalam hubungan kita dengan sesama saja, tetapi yang lebih penting, ini terjadi dalam hubungan kita dengan Allah. Ketika Anda menyebutkan sesuatu sebagai kebutuhan, dan Allah tidak memberikan apa yang Anda minta, Anda mulai meragukan kebaikan-Nya. Yang berbahaya dari hal ini adalah Anda tidak mencari bantuan dari orang yang Anda ragukan.

 

Dalam Matius 6:32, Yesus mengingatkan bahwa kita punya Bapa di surga yang tahu dengan pasti apa yang kita butuhkan. Ada penghiburan dan konfrontasi dalam kata-kata Yesus. Konfrontasinya adalah ini: alasan Yesus mengingatkan bahwa kita punya Bapa yang tahu dengan pasti kebutuhan kita yang sebenarnya adalah karena kita tidak punya pengertian tersebut. Kita selalu mencampuradukkan antara kebutuhan dan keinginan dan ketika melakukannya, kita cenderung mempertanyakan kasih Bapa di surga.

 

Penghiburannya adalah oleh anugerah, kita telah dijadikan anak-anak Bapa yang paling bijak, pengasih, yang pernah dikenal semesta. Dia tidak pernah bingung. Dia tahu semua kebutuhan kita karena Dia menciptakan kita. Kita bisa beristirahat dalam anugerah yang menjadikan kita anak-anak-Nya, karena kita tahu bahwa tempat kita dalam keluarga-Nya menjamin kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan.

 

Jika Anda memiliki terlalu banyak kebutuhan, Anda akan berakhir frustrasi dengan hidup, dilukai oleh sesama, dan meragukan kebaikan Allah