Pembacaan : 1 Korintus 10:14-31

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Markus 10 - 11

 

 

Peperangan ini bermula di taman Eden dan telah menjadi ciri umat manusia sejak saat itu. Apa yang dirancang untuk mengarahkan kita kepada Allah justru menggantikan Allah di dalam hati kita. Ini adalah tragedi dosa yang menyedihkan. Dosa pada dasarnya adalah penyembahan berhala yaitu kita mencintai sesuatu lebih dari Allah. Kita melihat pada ciptaan untuk apa yang hanya bisa dilakukan oleh Allah. Kita menyerahkan kendali pada ciptaan daripada menyerahkannya kepada Dia yang menciptakan segalanya. Kita memuja fisik sambil melupakan Dia yang menciptakan setiap hal fisik. Kita memuja pemberian dan mengabaikan Sang Pemberi.

Perhatikan bagaimana ketidaktaatan Adam dan Hawa digambarkan: “Perempuan itu melihat, bahwa buah itu baik untuk dimakan dan sedap dipandang, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya” (Kej. 3:6). Hawa tahu batas-batas yang Allah tetapkan. Ya, taman Eden adalah tempat yang indah. Itu adalah tempat suara, bau, pemandangan, dan rasa yang indah. Sulit membayangkan seperti apa kesempurnaan yang diciptakan di alam dimana Adam dan Hawa diberkati untuk hidup dalam kesempurnaan itu. Namun, sebenarnya setiap hal fisik yang menakjubkan yang diciptakan Allah itu dimaksudkan untuk menunjuk kepada-Nya. Setiap pohon, bunga, burung, sungai, potongan buah, dan hewan dimaksudkan untuk mengingatkan Adam dan Hawa akan keberadaan, kehadiran, kasih, dan otoritas Allah. Allah telah menanamkan pengingat dalam segala sesuatu yang telah Dia buat sehingga Adam dan Hawa akan mengingat siapa Dia, siapa mereka, dan tentang apa kehidupan itu.

Ketika Hawa memakan buah itu dan Adam mengikutinya maka sebenarnya mereka tidak mengalami kerancuan batas-batas yang ditetapkan Allah. Mereka yakin tentang apa yang Allah perintahkan untuk mereka lakukan dan tidak lakukan di taman Eden. Mereka tahu bahwa pohon itu terlarang, tetapi pada saat makan maka mereka itu tidak peduli. Pada saat mereka membenamkan gigi mereka ke dalam buah yang lezat, mereka telah menyerahkan kasih dan kesetiaan hati mereka pada yang lain. Kasih kepada Allah seharusnya memberi mereka motivasi dan kemampuan untuk menolak godaan dan lari dari pohon itu. Namun, apa yang menguasai hati mereka pada saat itu adalah cinta untuk sesuatu yang lain. Hati mereka, yang diciptakan untuk kasih Sang Pencipta, telah dikuasai oleh cinta untuk ciptaan. Itu adalah awal dari perubahan yang membawa malapetaka dosa—penyembahan dan pelayanan kepada Sang Pencipta diganti dengan penyembahan dan pelayanan terhadap ciptaan (Rom. 1:25) Sayangnya, perubahan itu telah terjadi jutaan kali sejak taman Eden. Ini adalah disfungsi rohani umat manusia yang besar; kita mengizinkan ciptaan untuk menggantikan Sang Pencipta dalam hati kita. Tidak heran Yesus harus datang. Tidak heran kasih karunia-Nya begitu penting. Tidak heran Allah tahu bahwa Dia tidak dapat meninggalkan kita sendiri, bahwa Dia harus mengirim Penebus yang menyelamatkan.

 

Penyembahan berhala terjadi ketika sesuatu yang diciptakan untuk mengarahkan Anda kepada Allah menggantikan Allah dalam pikiran dan keinginan hati Anda.